Subscribe:

Welcome

Rabu, 30 Maret 2011

Aktivitas yang Menstimulasi Otak Anak Prasekolah

Membaca bersama
Membaca baik untuk memberi waktu berkualitas dengan anak, sekaligus menstimulasi otak anak. Menurut studi, membaca bersama anak bisa membantunya belajar "melek huruf" lebih cepat. Memperkaya kemampuan berbahasa dan diksi, serta memicu diskusi dengan orangtua yang mempercepat pemahaman. Pilihan buku bisa yang bersifat cerita, berhitung, ABC, mencocokkan, dan membagi.

Main pura-pura
Anak pra-sekolah memiliki imajinasi yang besar. Mereka akan sangat suka bermain seakan-akan mereka seorang puteri, pebalet, superhero, dan lainnya. Selain menyenangkan, bermain pura-pura juga bisa mengajak mereka bereksperimen dengan permainan peran.
Permainan imajinatif juga membangun kemampuannya berbahasa, karena hal ini menyangkut berpikir mengenai kata-kata dan mengulangi apa yang mereka dengar.
Jadi, ketika ia mengajak Anda bermain pura-pura, jangan langsung menolaknya.
 
Belajar berteman
Belajar aturan bermain dengan banyak bermain dengan teman akan mendorong kecerdasan sosialnya. Tambahan lagi, berteman juga membantunya melatih kendali diri, berbagi, dan bernegosiasi. Belajar bersosialisasi membuat anak membangun belajar tentang stereotip anak lain. Misal, kesukaan anak yang lebih tua atau anak yang lebih muda, serta perbedaan tingkah anak laki-laki dari anak perempuan.
Anak yang tidak belajar bersosialisasi bisa jadi anak yang sangat pandai dan ber-IQ tinggi, tetapi akan sulit sukses dalam hal kesehatan, tugas sekolah, bahkan pekerjaan.
 
Games dan puzzle
Permainan tradisional zaman dulu, seperti Petak Umpet, Petak Jongkok, dan lainnya membantu anak belajar kemampuan sosial anak. Anak akan belajar mengambil giliran, serta belajar menerima frustasi karena tidak menang. Mengingat aturan juga melatih otot memori. Permaianan fisik membantu mengasah koordinasi motorik anak.
Sementara permainan semacam puzzle memberinya latihan mencari cara lewat permainan nonverbal dan kemampuan bervisual. Stimulasi ini akan melatih otaknya.
 
Belajar bahasa asing
Riset menunjukkan, anak usia ini bisa belajar berbahasa lebih cepat ketimbang saat mereka sudah mencapai usia dewasa. Belajar bahasa asing juga memberinya stimulasi pada area otak yang bertanggung jawab untuk menyimpan, memperkirakan, dan mengucapkan kata-kata.
Bahasa kedua juga membantu mengembangkan kemampuan verbal dan spasial, serta diksi dan kemampuan membaca. Ditambah lagi, ia akan belajar mengenai perbedaan kultural.
 
Kelas khusus usianya
Kelas olahraga untuk anak seusianya bisa membantu membentuk struktur, menciptakan setting sosial, dan membangun kemampuan motorik serta keseimbangan. Serupa dengan itu, musik dan kursus kesenian bisa mendorong kecerdasan artistik atau musikal. Namun, tak ada bukti yang mengatakan bahwa kelas-kelas semacam ini bisa menciptakan anak jenius.
 
Ikut bermain
Ingatlah akan nilai keuntungan dari bermain bebas. Terlibatlah dalam waktu bermain mereka, tetapi jangan memaksakan kendali Anda, karena justru bisa menghilangkan keuntungannya, khususnya dalam membangun kreativitas, kepemimpinan, dan berkelompok.

Ketika anak menjadi sekedar angka

Apa yang kau inginkan dariku, bu?
Lemari penuh piala?
Nilai A atau angka 10
Di rapor yang Maha Sempurna?

Kau ingin aku jadi apa, bu?
Pilot? Dokter? Pengacara?
Tidak bolehkah kelak ku hanya
Jadi orangtua yg baik saja?

Apalagi yang bisa ku beri,bu?
Bila 10 tak lagi memadai
Bila masuk ke sekolah favorit
Jadi syarat 'tuk dicintai?

Tak ada lagi yg bisa ku beri,bu.
Semua usaha dilakukan sudah
Sadarilah bahwa kehidupan itu
Bukan sekedar sekolah

Nilai A tak menjamin sukses, bu
Atau hidup yang bahagia
Tak membuatku jadi Einstein kedua
Atau orang tanpa cela

Aku tak ingin tertekan,bu
Memuaskanmu tak kan bisa
Apakah dulu nenek melakukan
Hal yang sama padamu pula?

Tampaknya kini ku hanya mampu
Menerima bahwa ibuku
Kan slalu ingin aku menjadi
Lebih dari juara satu.

Untuk orangtua yg suka lupa,
Dan meminta lebih dari sempurna,
Tak bisa.

Senin, 21 Maret 2011

Agar Si Kecil Bisa Belajar Bersikap Dengan Baik

 
Bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dengan anak? Dr Severe menyarankan beberapa langkah, antara lain:

Nada positif

Katakan pada si kecil apa yang Anda ingin ia lakukan ketimbang apa yang Anda tak ingin ia lakukan. Misal, "Tolong keringkan air mata kamu," ketimbang, "Jangan cengeng!" atau "Berhenti nangis!" Contoh lainnya, ketimbang mengatakan, "Berhenti mengeluh", katakan, "Mintanya dengan nada sopan, dong." Saat anak Anda mengikuti instruksi Anda, berikan pujian. Ingat untuk memuji sikapnya, bukan anak secara keseluruhan. Jika Anda mengatakan, "Kamu anak yang baik saat kamu main manis sama adik kamu," pesan yang ditangkap anak adalah ia bukan anak baik kalau tidak main manis dengan adiknya. Alih-alih, katakan, "Mama bangga dengan cara kamu berbagi sama adik kamu. Pilihan kamu bagus, Nak."

Rencanakan sikap bagus
Anak-anak perlu tahu ekspektasi yang Anda harapkan darinya sejak dini. Biarkan ia tahu ke mana Anda dan ia akan pergi, apa aturannya, dan apa yang akan terjadi jika ia bersikap baik atau nakal. Jika ia tahu keadaan apa yang akan ia hadapi, ia akan jauh lebih baik dalam mengikuti instruksi Anda.

Jangan lupa untuk membawa tas aktivitas untuk si kecil jika Anda berencana pergi jauh, ke restoran, atau tempat lainnya yang membutuhkan si kecil untuk banyak duduk. Jika Anda membawa mainan atau hal lain yang membuat si kecil sibuk, Anda akan menghindari banyak problem potensial. Menurut dr Severe, barang-barang yang dibawa akan lebih efektif jika barangnya masih baru untuk anak. Jika Anda sempat, berbelanjalah mainan atau buku anak dalam jumlah banyak, dan simpan. Keluarkan satu per satu jika Anda ingin si kecil tenang.

Pesan positif
Anak-anak percaya apa pun yang dikatakan oleh orangtua mereka. Jika Anda mengatakan bahwa si kecil susah belajar mendengarkan, ia akan berlaku seperti itu. Jika Anda katakan bahwa Anda yakin ia bisa belajar mendengarkan dan patuh sama apa kata mama, ia akan berusaha membuktikan Anda benar. Tanamkan ide dalam dirinya bahwa ia bisa melakukan apa yang Anda minta. Mereka akan belajar untuk memenuhi permintaan Anda.

Berikan pujian atas hal-hal bagus yang ia lakukan. Semakin banyak Anda mendorong ia melakukan sikap yang baik, makin ia ingin membuat Anda bangga. Kebanyakan anak ingin melakukan hal-hal yang benar setiap saat. Fokuskan pada hal-hal yang positif dan Anda akan melihat tingkah positif itu lebih sering.

Contohkan

Setiap orangtua pasti ingin anaknya patuh sejak pertama diminta. Tetapi banyak pula orangtua yang mengatakan "Nanti dulu," atau, "Sebentar" atau mendengar si anak bicara tetapi tidak seksama? Jika Anda ingin si kecil menjadi pendengar yang baik, maka contohkan bagaimana menjadi pendengar yang baik. Anda harus mencontohkan hal-hal semacam ini. Sebisa mungkin, setiap kali anak Anda mengajak bicara, berhenti melakukan apa yang sedang Anda lakukan, buat kontak mata dengan si kecil, dan dengarkan sungguh-sungguh apa yang ia katakan. Tak hanya ia akan berlaku sama kepada Anda, hal ini juga akan membangun kepercayaan dirinya, dan membuatnya merasa dihargai.

Putar kembali
Akan membantu untuk Anda belajar mengerti jika Anda memintanya mengatakan kembali apa yang Anda ingin ia lakukan. Contoh, "Kita mau main ke tempat Tante Rina, di sana kamu boleh main di taman belakangnya sama Bella. Tapi, kita cuma setengah jam saja di sana. Kalau Mama panggil kamu untuk pulang, kamu datangi mama, dan kita siap-siap pulang ya? Nah, coba kamu ulangi apa yang mama bilang tadi." Ia akan mencoba mengulang instruksi Anda. Ini akan memastikan si kecil mengerti apa yang diharapkan dari dia.

Harapan yang realistis
Ingat, anak Anda adalah anak-anak. Anak balita atau usia prasekolah butuh banyak waktu Anda untuk diperhatikan. Ingat juga bahwa perubahan akan memakan waktu. Tetap positif dan konsisten dan Anda akan melihat perubahan pada sikap anak.

Belajar untuk berkomunikasi secara efektif dengan si kecil adalah hal krusial untuk meminta si anak melakukan apa yang Anda inginkan. Dengan kesabaran dan praktik, komunikasi Anda akan membaik, begitu pun sikap si anak.

sumber : http://sambilminumteh.blogspot.com

Menstimulasi Otak Anak Prasekolah

Menurut Macias, stimulan otak terbaik bagi anak adalah waktu pribadi dengan orangtuanya. Meski di usia ini adalah waktu anak untuk belajar mandiri, tetapi keterikatan anak-orangtua masih ada. Ditambahkan lagi, pertukaran bahasa dan ide adalah pendorong perkembangan otak yang paling penting bagi anak ketimbang menyuruh si anak beraktivitas yang lain. Aktivitas yang bisa Anda lakukan antara lain;


Membaca bersama
Membaca baik untuk memberi waktu berkualitas dengan anak, sekaligus menstimulasi otak anak. Menurut studi, membaca bersama anak bisa membantunya belajar "melek huruf" lebih cepat. Memperkaya kemampuan berbahasa dan diksi, serta memicu diskusi dengan orangtua yang mempercepat pemahaman. Pilihan buku bisa yang bersifat cerita, berhitung, ABC, mencocokkan, dan membagi.

Main pura-pura
Anak pra-sekolah memiliki imajinasi yang besar. Mereka akan sangat suka bermain seakan-akan mereka seorang puteri, pebalet, superhero, dan lainnya. Selain menyenangkan, bermain pura-pura juga bisa mengajak mereka bereksperimen dengan permainan peran.

Permainan imajinatif juga membangun kemampuannya berbahasa, karena hal ini menyangkut berpikir mengenai kata-kata dan mengulangi apa yang mereka dengar. Jadi, ketika ia mengajak Anda bermain pura-pura, jangan langsung menolaknya.

Belajar berteman
Belajar aturan bermain dengan banyak bermain dengan teman akan mendorong kecerdasan sosialnya. Tambahan lagi, berteman juga membantunya melatih kendali diri, berbagi, dan bernegosiasi. Belajar bersosialisasi membuat anak membangun belajar tentang stereotip anak lain. Misal, kesukaan anak yang lebih tua atau anak yang lebih muda, serta perbedaan tingkah anak laki-laki dari anak perempuan. 

Anak yang tidak belajar bersosialisasi bisa jadi anak yang sangat pandai dan ber-IQ tinggi, tetapi akan sulit sukses dalam hal kesehatan, tugas sekolah, bahkan pekerjaan.

Games dan puzzle
Permainan tradisional zaman dulu, seperti Petak Umpet, Petak Jongkok, dan lainnya membantu anak belajar kemampuan sosial anak. Anak akan belajar mengambil giliran, serta belajar menerima frustasi karena tidak menang. Mengingat aturan juga melatih otot memori. Permaianan fisik membantu mengasah koordinasi motorik anak.

Sementara permainan semacam puzzle memberinya latihan mencari cara lewat permainan nonverbal dan kemampuan bervisual. Stimulasi ini akan melatih otaknya.

Belajar bahasa asing
Riset menunjukkan, anak usia ini bisa belajar berbahasa lebih cepat ketimbang saat mereka sudah mencapai usia dewasa. Belajar bahasa asing juga memberinya stimulasi pada area otak yang bertanggung jawab untuk menyimpan, memperkirakan, dan mengucapkan kata-kata.

Bahasa kedua juga membantu mengembangkan kemampuan verbal dan spasial, serta diksi dan kemampuan membaca. Ditambah lagi, ia akan belajar mengenai perbedaan kultural.

Kelas khusus usianya
Kelas olahraga untuk anak seusianya bisa membantu membentuk struktur, menciptakan setting sosial, dan membangun kemampuan motorik serta keseimbangan. Serupa dengan itu, musik dan kursus kesenian bisa mendorong kecerdasan artistik atau musikal. Namun, tak ada bukti yang mengatakan bahwa kelas-kelas semacam ini bisa menciptakan anak jenius.

Ikut bermain
Ingatlah akan nilai keuntungan dari bermain bebas. Terlibatlah dalam waktu bermain mereka, tetapi jangan memaksakan kendali Anda, karena justru bisa menghilangkan keuntungannya, khususnya dalam membangun kreativitas, kepemimpinan, dan berkelompok.


sumber : http://sambilminumteh.blogspot.com

jika si kecil menggemari kopi

Sesekali menikmati mochaccino tak ada salahnya. Tips jika si kecil menggemari kopi:
  • Jangan membeli kopi secara rutin. Sekali atau dua kali seminggu sudah cukup atau sesering Anda membelikannya es krim. Jangan memberikan minuman ini setelah makan malam karena bisa membuat anak sulit tidur.
  • Jadilah role model yang sehat untuk anak. Bagaimana anak tidak ingin mencicipi kopi bila Anda terus-menerus mengajaknya ke kedai kopi?
  • Berikan pilihan lain yang lebih sehat, seperti jus buah atau susu cokelat yang bisa memberi manfaat kalsium untuk anak.

tips agar anak tak penasaran dengan video porno

Psikolog Andayani memberikan tips agar anak tak penasaran dengan video porno:

  • Beri pemahaman, bukan paksaan. Hindari penggunaan kata 'jangan', apalagi artikulasi yang keras dalam mengungkapkannya. Daripada mengatakan 'Kamu nggak boleh nonton video porno!', lebih baik jelaskan padanya kenapa ia tidak boleh menonton dan dampaknya.
  • Beri pengertian tentang hubungan seksual, namun tidak perlu memberitahu secara detail. Katakan kalau 'Hubungan seksual itu hanya boleh dilakukan oleh sepasang suami & istri yang sah menurut agama dan negara'.
  • Kaitkan dengan pendidikan moral dan agama. Katakan kalau hubungan seksual tanpa ikatan pernikahan itu tidak benar dan akan mendapat dosa. Katakan padanya, 'Tuhan tidak suka orang yang menonton video porno lho...'
  • Beri tahu sebab-akibat apabila perbuatan itu dilakukan. Jelaskan kalau perbuatan itu akan membuat malu dirinya, keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
  • Tanyakan pada anak mengenai pandangan dan pendapatnya. Lihat reaksi anak, apakah anak sudah menangkap maksud pembicaraan atau belum.
  • Perhatikan kegiatan anak selama ia masih berada dalam jangkauan orangtua.
  • Ingatkan ia untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME.

Kondisi Yang Tak Membolehkan Ibu Memberi ASI

Pemberian ASI pada bayi jelas sangat dianjurkan sebab ASI makanan terbaik bayi. Kecuali bila ibu mengalami sakit berat dan mengonsumsi obat-obatan yang dikhawatirkan "mencemari" ASI.

Beberapa penyakit yang mesti dicermati ibu untuk memutuskan menghentikan atau meneruskan pemberian ASI.

Hepatitis B
Bila ibu terkena hepatitis selama hamil, biila hepatitisnya tergolong parah, umumnya tidak dibolehkan memberi ASI karena dikhawatirkan bisa menularkan pada si bayi.

AIDS
Ibu yang positif mengidap AIDS belum tentu bayinya juga positif AIDS. Itu sebabnya ibu yang mengidap AIDS, sama sekali tak boleh memberi ASI pada bayinya karena bisa menularkannya lewat ASI.

Kanker
Kalau semasa menyusui ibu ternyata harus menjalani pengobatan kanker, disarankan menghentikan pemberian ASI. 

Tuberkulosis
Ibu pengidap tuberkulosis aktif tetap boleh menyusui karena kuman penyakit ini tak akan menular lewat ASI. Hanya saja, saran Rudy, agar tak menyebarkan kuman ke bayi selama menyusui, ibu harus menggunakan masker. Tentu saja ibu harus menjalani pengobatan secara tuntas.

Penyakit Jantung
Jika penyakit jantungnya tergolong berat, tak dianjurkan memberi ASI. Menyusui dapat memunculkan kontraksi karena kelenjar tersebut terpacu hingga kerja jantung jadi lebih keras. Akibatnya, bisa timbul gagal jantung.

Gangguan Hormon
Bila ibu menyusui mengalami gangguan hormon dan sedang menjalani pengobatan dengan mengonsumsi obat-obatan hormon, sebaiknya pemberian ASI dihentikan. Dikhawatirkan obat yang menekan kelenjar tiroid ini akan masuk ke ASI lalu membuat kelenjar tiroid bayi jadi terganggu.


sumber : http://sambilminumteh.blogspot.com

Jadi Sahabat Anak, Yuk!

Waktu yang terbatas bukan berarti Kita jadi jauh dengan anak. Cobalah manfaatkan waktu yang terbatas menjadi berkualitas. Kita dapat memulai dengan menjadi sahabat mereka. Bagaimana caranya?

# Jadilah teman curahan hati (curhat). Banyak anak yang malas cerita ke orang tua karena takut dicermahi. Oleh sebab itu, mereka lebih suka curhat ke teman sebaya. Nah, disini orangtua sebaiknya memosisikan diri sebagai sahabat. Caranya, dengarkan apa yang anak ceritakan. Jika mereka butuh pendpat, berikan saran yang positif tanpa ada nada menyuruh atau memaksa.

# Berikan kepercayaan pada anak. Ketika anak ingin pergi bersama teman-teman, banyak orangtua yang langsung marah-marah melarang. Akhirnya, anak pun tumbuh menjadi pribadi pembangkang. Semakin dilarang, semakin berani. Oleh sebab itu, cobalah memberi anak kepercayaan ketika akan bermain bersama teman-temannya. Agar aman, Anda bisa bertanya baik-baik mau main di mana dan dengan siapa.

# Kenali teman-teman anak. Memberi kepercayaan begitu saja kepada anak memang sulit. Namun, anda bisa memulai dengan berkawan dengan teman-temannya. Caranya, sesekali undang mereka sekadar makan di rumah. Lalu, jadilah orangtua yang gaul dan tak kaku. Jika sudah akrab, Anda pun bisa menitip anak dengan tenang.

Kuno dan kaku adalah tipikal orangtua yang kurang disukai anak. Namun, bukan berarti Anda lantas menjadi orangtua yang bebas membiarkan anak bermain. Salah satu solusi terbaik, jadilah sahabat anak yang nyambung ketika diajak ngobrol, asyik, dan tentunya pengertian. [Ino/Kompas]