Subscribe:

Welcome

Jumat, 22 Juli 2011

Orang Tua VS Ananda

10 PESAN ANAK untuk ORANGTUA
  1. Tangan saya masih kecil. Tolong jangan mengharapkan kesempurnaan setiap kali saya merapikan tempat tidur, menggambar, atau melempar bola. Kaki saya masih pendek. Tolong perlambat agar saya bisa berjalan beriringan dengan Ayah / Bunda.
  2. Mata saya belum melihat dunia seperti yang Ayah/ Bunda lihat. Tolong izinkan kami menjelajahinya secara aman. Jangan memberikan larangan yang tak perlu.
  3. Selalu akan ada saja pekerjaan di dalam rumah tangga. Saya masih kecil untuk waktu yang begitu singkat. Tolong luangkan lebih banyak waktu untuk menjelaskan dunia yang ajaib ini, dan lakukan secara tulus ikhlas.
  4. Perasaan saya masih halus. Tolong sensitif terhadap kebutuhan-kebutuhan kami. Jangan memarahi saya sepanjang hari. Ayah / Bunda pasti tak senang kalau dimarahi karena ingin tahu. Perlakukan saya seperti Ayah / Bunda ingin diperlakukan.
  5. Saya adalah hadiah yang istimewa dari Tuhan. Tolong perlakukan saya sebagai harta berharga, berikan bimbingan untuk semua tindakan saya. Beri saya panduan tentang cara menjalani hidup dan mendisiplin saya dengan cara manis.
  6. Saya memerlukan dorongan dan pujian Ayah/Bunda untuk tumbuh. Tolong jangan cepat mencela. Ingat, Ayah/Bunda dapat mengkritik hal-hal yang saya kerjakan tanpa mencela saya.
  7. Tolong beri saya kebebasan untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut diri saya sendiri. Izinkan saya untuk gagal sehingga saya dapat belajar dari kesalahan-kesalahan saya. Lalu suatu hari, saya akan siap untuk membuat keputusan-keputusan yang dituntut hidup dari saya.
  8. Tolong jangan kerjakan segalanya untuk saya. Kadang, cara ini membuat saya merasa upaya saya tidak sesuai dengan harapan Ayah/Bunda. Saya tahu ini sulit, tapi tolong jangan membandingkan saya dengan saudara perempuan/ laki-laki saya.
  9. Tolong jangan takut untuk pergi berakhir pekan bersama. Anak-anak perlu libur tanpa orangtua, sama seperti orangtua perlu libur tanpa anak-anak. Selain itu, berlibur hanya berdua adalah cara baik untuk menunjukkan kepada kami, anak-anak, bahwa perkawinan Ayah/Bunda sangat istimewa.
  10. Tolong ajak kami beribadah secara teratur, beri contoh yang baik untuk saya teladani.

10 PESAN ORANGTUA untuk ANAK
  1. Bukankah ayah menggendong kamu sedari kamu masih bayi? Tapi baiklah nak, asal kamu ingat memperlambat jalanmu ketika kami telah renta.
  2. Andai kamu melihat apa yang kami lihat, kau akan berharap tetap berada di rahim bundamu. Tapi baiklah nak, asalkan kau dapat menjaga pandanganmu.
  3. Bila waktu di dunia ini tak terbatas, tak ada tempat kami ingin habiskan kecuali bersamamu, nak. Tapi baiklah, asal kau tak bosan menjelaskan apa yang kami lupakan saat kami sudah pikun dan renta.
  4. Justru kami memperlakukan kamu agar kamu tak perlu tahu bagaimana buruknya kami diperlakukan. Tapi baiklah nak, asal kamu tahu bagaimana memperlakukan kami saat kami tak mampu lagi memperlakukan kamu dengan baik.
  5. Bukankah kami sudah berikan segalanya agar kamu menjadi sesuatu yang tak hanya berharga di mata kami, tapi di mata orang lain? Tapi sanggupkah kau berikan segalanya sekedar agar kami tak kesepian di hari tua?
  6. Kami ingat memuji kamu selalu di waktu kecil hanya untuk hal-hal sederhana seperti mengucap huruf dari A sampai Z, berhitung dari satu sampai sepuluh. Namun pernahkah kamu memuji kami untuk hal-hal sederhana seperti mengantarkan kamu ke sekolah, menyiapkan makan malammu, atau menemani kamu tidur di waktu malam?
  7. Kami tak akan mengganggumu mengambil keputusan nak, kami hanya orang tua yang memberimu saran agar tidak bernasib seperti kami di masa depan. Tapi baiklah nak, selama kau tak keluar dari akidah...
  8. Baiklah nak, tetapi jika aku tak boleh melakukan segalanya untukmu, mengapa kau marah dan merajuk ketika tak mendapatkan apa yang kau inginkan ketika kami tak mampu memberikan?
  9. Bagi kami kebahagian kami haruslah menjadi kebahagiaan kamu juga nak, tetapi baiklah kalau kau menganggap kebahagiaanmu harus menjadi milikmu sendiri.
  10. Sudah mampukah kamu mengikuti shalat tahajud ayah, sementara kamu tertidur lelap? Adakah kamu di rumah saat ayah shalat dhuha? Kaulah yang katakan kepada ayah bagaimana harusnya kau mengikuti ayah dalam beribadah? 

Jangan Takut Akan Gelap

Wajar bila anak usia prasekolah takut gelap.Setelah usia 3 tahun, imajinasi anak memang berkembang dan akan mereda dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya umur.

Berikut ini beberapa cara mengatasi anak yang takut gelap atau takut kegelapan :
1. Setelah anak usia 5 tahun ia diharapkan sudah bisa membedakan mana yang khayalan dan mana yang nyata. Bila lewat usia balita, rasa takut anak masih begitu kuat, orang tua perlu membantu anak mengatasi rasa takutnya.

2. Di dalam gelap atau disaat anak berada dalam kegelapan, anak akan membayangkan hal-hal yang menakutkan, semisal hantu, monster, ular naga, bahkan pencuri. Semakin berkembang daya imajinasinya, kian tinggi pula tingkat ketakutannya. Faktor yang ikut memperkuat daya imajinasi anak, diantaranya adalah nonton film, baca buku seram, atau sering ditakut-takuti.  Hal ini akan membuat imajinasi anak berkembang ke arah yang negatif. Untuk Anda yang sering menakut-nakuti anak, mulai sekarang hilangkan kebiasaan itu.

3. Ambil tindakan nyata dalam memahami ketakutan anak yaitu dengan ikut berempati. Ajari anak bagaimana caranya berelaksasi. Entah dengan mendongeng atau malah mengajaknya bermain petak umpet dalam gelap. Saat bermain biasanya anak akan lupa pada imajinasinya yang menyeramkan. Bisa juga karena sudah terbiasa bermain dalam keadaan gelap, anak jadi tidak takut gelap lagi.

4. Anak-anak yang otomatis masih berlajar, lewat permainanpun bisa mengurangi rasa takutnya pada kegelapan. Misalnya, ajak anak bermain dengan bayangan dari benda-benda di sekitar, boneka misalnya. Bisa jadi bayangan boneka itu sangat jelek, anak salah menebaknya, nah setelah dikeluarkan wujud boneka aslinya, anak akan tahu itu bayangan boneka. Bukan sesuatu yang menakutkan seperti yang dia pikirkan.

Yang pasti, jangan pernah menyalahkan anak atau memarahinya apabila ia takut gelap. Bila hal itu dilakukan, yang ada anak akan makin takut. Dengan cara-cara di atas, semoga anak secara perlahan tidak akan takut gelap lagi.

KF-Koran Warga/v/http://seputarduniaanak.blogspot.com

Minggu, 17 Juli 2011

Agar Bayi Mandiri




Berikut beberapa kiat agar bayi bisa mandiri :

Biarkan bayi selama mungkin berada di tempat tidurnya 
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi. Karena itu bila si mungil merengek, bukan berarti dia minta di gendong. Ada banyak kebutuhan lain yang juga dieskspresikan melalui tangisan tersebut. Misalnya, di saat ia lapar, popoknya basah, merasa tak nyaman atau butuh perhatian. Ibu dapat memberinya susu atau makan, mengganti popoknya, merubah posisinya atau mengajaknya bermain, tanpa harus menggendongnya.

Biasakan bayi bermain sendiri
Bila bayi sudah dapat bermain, pastikan ia memiliki mainan atau benda-benda di dekatnya untuk teman bermain. Mengingat daya pemusatan perhatiannya masih pendek, bantulah ia dengan menyediakan 2 atau 3 mainan dalam jangkauannya. Bila ia tampak bosan dan gelisah, sebelum berubah menjadi rengekan, ibu dapat mengganti dengan mainan lainnya.

Sediakan botol yang sesuai
Menginjak usia lima bulan, umumnya bayi telah memiliki kemampuan untuk memegang botolnya sendiri. Untuk itu ibu perlu menyediakan botol plastik yang ringan agar tangan mungilnya kuat menyangga serta tidak mudah pecah. Selain itu juga dilengkapi dengan dot yang tidak mudah tertekuk (bisa dipilih yang terbuat dari silikon) dan regulator. Regulator adalah alat untuk mengatur aliran susu sesuai irama isapan bayi sehingga bayi terhindar dari kemungkinan tersedak.

Latihlah bayi untuk makan sendiri
Mulai usia tujuh bulan, umumnya bayi sudah mampu memegang sendiri makanannya. Mengingat belajar memegang makanan ini merupakan langkah pertama menuju meja makannya sendiri, untuk itu ibu harus melakukannya dengan sabar. Pada tahap awal biarkan makanan yang dipegangnya hanya merupakan tambahan dalam diet bayi. Setelah kemampuannya berkembang, biarkan ia memegang sendok sendiri dan ibu yang mengarahkannya. Pada pertengahan tahun kedua, ia sudah dapat makan di meja makannya sendiri.

Latihlah bayi untuk minum dari cangkirnya sendiri
Melatih bayi untuk minum dari cangkir sendiri sangat berguna agar bayi sedini mungkin menyadari bahwa ada cairan lain selain dari botol maupun payudara. Sehingga untuk proses penyapihan, bayi akan lebih mudah menerimannya.

Biarkan ia belajar menggosok giginya sendiri
Gigi bayi umumnya tumbuh di awal bulan ke tujuh. Pada masa ini sangat bijaksana jika ia mulai diperkenalkan dengan sikat gigi. Carilah satu set sikat gigi yang tepat bagi bayi. Sikat gigi step 1 yang terbuat dari karet, selain berfungsi membersihkan gigi, sikat ini juga dapat dimanfaatkan bayi untuk mengurangi rasa gatal pada gusinya. Sikat gigi ini dilengkapi dengan pengaman sehingga terhindar dari kemungkinan sikat menyodok kedalam. Lalu step 2 dan step 3 yang dirancang sesuai dengan pertumbuhan gigi selanjutnya.

Latihlah ia menggunakan toilet
Latihan ini akan lebih berhasil, bila sudah ada tanda-tanda kesiapan pada si mungil. Antara lain, ia sudah mengetahui tentang sistem pembuangan, ia sudah dapat melepaskan dan memakai baju sendiri, dan ia sudah dapat mengerti dan mengikuti petunjuk. Latihlah ia dengan cara membiarkan ia melihat apa yang Anda lakukan dan buatlah ia merasa bangga akan produk buangan yang dikeluarkannya.

Ketujuh latihan di atas membutuhkan kesabaran penuh dari para ibu. Ibu perlu menyediakan waktu untuk melatihnya dengan penuh kasih sayang. Sehingga latihan yang dilakukan tidak berubah menjadi ajang perang, tetapi menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi ibu maupun bagi si mungil. Repot? Tentu saja. Tetapi bila ini tidak dilakukan, maka kerepotan yang lebih besar akan menunggu. Si mungil Anda akan semakin sulit untuk bisa mandiri.

Sumber :Sweetie VM

Sabtu, 16 Juli 2011

Jangan Memukul Anak

     Berikut 10 alasan mengapa Anda dilarang memukul pantat anak Anda :
  1. Memukul pantat sang anak hanya akan menghentikan sang anak agar tidak berperilaku buruk untuk sementara. Alasan mengapa anak Anda bersikap buruk karena ia tidak mengetahui bagaimana cara mengatasi masalahnya.
  2. Memukul pantat sang anak tidak akan mengajarkannya untuk bertingkah laku baik, tapi hanya akan mengajarkannya untuk tidak tertangkap oleh orangtuanya saat ia melakukan kesalahan. Hal ini akan menjadikan anak bisa melakukan hal memanipulasi.
  3. Sang anak akan lebih mengingat hukuman yang diberikan padanya, bukan mengingat kesalahan apa yang telah ia lakukan. Ia akan menjadi seorang yang penakut, dan bukan menjadi seseorang yang ingin berbuat benar.
  4. Hal ini akan mengajarkan sang anak untuk menyelesaikan segala masalah dengan cara memukul. Seharusnya anak-anak diajarkan untuk menerima, dan menyelesaikan suatu masalah tanpa kekerasan.
  5. Memukul hanya akan mengajarkan anak untuk berprilaku eksternal control atau menyelesaikan masalah dengan hukuman fisik. Hal ini tidak akan mengajarkan anak-anak untuk mengontrol dirinya (internal control) dalam menghadapi sesuatu.
  6. Memukul pantat dapat memberikan pesan campur-aduk untuk anak-anak. Memukul anak yang telah dewasa tidak akan terlalu menjadi masalah, tetapi jangan memukul anak Anda yang masih kecil.
  7. Memukul pantat anak Anda akan menghentikan perkembangan moralnya. Memang memukulnya akan membuatnya berhenti melakukan kesalahan, tetapi ia berhenti melakukan kesalahannya ini karena takut akan menerima hukuman lagi. Bukan karena ia ingin melakukan hal yang benar.
  8. Memukul pantat anak Anda akan menghilangkan rasa empati sang anak. Empati merupakan perasaan peka terhadap orang lain, dan perasaan ialah dasar untuk perkembangan moral. Penelitian menunjukkan, empati seorang anak akan menghilang saat orangtuanya mendidik dan mengontrol anaknya dengan amarah, dan bukan dengan kasih sayang.
  9. Memukul pantat sang anak hanya akan membuka jalannya untuk mengenal dunia kekerasan. Memukul merupakan tindakan agresif, dan Anda hanya akan memperlihatkan pada sang anak bahwa Anda sebagai orangtua, telah bersikap di luar batas.
  10. Memukul pantat sang anak tidak akan mengajarkan sikap yang baik padanya, tetapi mengajarkan bagaimana caranya berteriak, memukul, memanipulasi dan mengontrol seseorang dengan menumbuhkan rasa takut pada seseorang. Hal ini juga berarti, Anda telah gagal mengajarkan disiplin pada anak Anda.

What Is a Mother?



A mother can be almost any size or any age, but she won't admit to anything over thirty. A mother has soft hands and smells good. A mother likes new dresses, music, a clean house, her children's kisses, an automatic washer and Daddy.

A mother doesn't like having her children sick, muddy feet, temper tantrums, loud noise or bad report cards. A mother can read a thermometer (much to the amazement of Daddy) and like magic, can kiss a hurt away.

A mother can bake good cakes and pies but likes to see her children eat vegetables. A mother can stuff a fat baby into a snowsuit in seconds and can kiss sad little faces and make them smile.

A mother is underpaid, has long hours and gets very little rest. She worries too much about her children but she says she doesn't mind at all. And no matter how old her children are, she still likes to think of them as her little babies.

She is the guardian angel of the family, the queen, the tender hand of love. A mother is the best friend anyone ever had. A mother is love.

Rabu, 13 Juli 2011

Trik Jadi Ibu yang Lebih Santai

Menjadi orangtua memang bukan pekerjaan yang mudah. Anda kehilangan waktu untuk beristirahat, waktu untuk bersantai bersama suami, dan tentunya waktu untuk bersosialisasi. Ketika Anda merasa begitu stres dengan pekerjaan di kantor, dan harus menghadapi rumah yang berantakan, wajar jika Anda menjadi murka.

Namun, selalu ada cara untuk meredakan kemurkaan Anda. Anda bisa mencoba menjadi ibu yang lebih rileks saat menghadapi anak-anak. Ibu yang tidak selalu terpancing saat melihat kenakalan mereka, dan betapa pintar mereka membuat rumah Anda kacau-balau. Anda bisa kok, membuat rumah Anda lebih tenang dan menyenangkan. Butuh kerja keras untuk itu, namun beberapa cara berikut bisa menjadi inspirasi bagi Anda.

1. Dalam sehari, berusahalah untuk tertawa bersama anak-anak. Entah dengan menertawakan ulahnya, atau goda mereka dengan ulah Anda yang kekanak-kanakan.

2. Tidurlah semampu Anda. Biasanya, ketika menemani anak tidur siang (atau tidur malam), si ibu jadi ikut tidur. Nikmati saja momen ini, terutama ketika menemaninya tidur malam. Tak apa lah, sesekali membiarkan piring kotor di meja makan.

3. Ketika Anda sedang stres di kantor, dan si bungsu membuat ulah, atau Anda lupa menyiapkan bekalnya, Anda mungkin akan memuntahkan kekesalan Anda pada si sulung. Hal ini tidak adil untuknya. Untuk menghindari kekacauan ini, siapkan semua keperluan anak-anak malam sebelumnya.

4. Manjakan diri Anda. Sesekali, untuk mengobati kekesalan atau kelelahan Anda, temukan guilty pleasure Anda. Entah membaca novel picisan, mendatangi acara sale di mal, atau menyantap cheese cake kegemaran Anda. Ingat, hanya sesekali.

5. Ketika anak membuat ulah, Anda mungkin akan terbiasa mengatakan, "Enggak boleh", atau "Jangan". Coba ubah kata-kata tersebut dengan "Ya". Contohnya, "Ya, nanti kita ke tempat permainan kalau kamu sudah selesai makan", dan bukannya, "Kalau kamu enggak makan, kita enggak berangkat".

6. Seperti saat belajar di sekolah, anak-anak akan menurut jika sesuatu dikatakan berulang-ulang. Misalnya, "Ayo, makannya sambil duduk", atau, "Nontonnya nanti kalau sudah belajar, ya", atau, "Ngomong yang jelas, Ibu enggak ngerti kamu maunya apa".

7. Membuat larangan hanya untuk sesuatu yang memang penting. Anda tidak perlu kesal hanya karena anak memilih kaus warna merah dan celana pendek oranye. Atau, ia memilih tidur dengan kepala pada posisi kaki di tempat tidur. Atau, mengatur cara makannya supaya wajahnya tidak belepotan terkena makanan.

8. Ketika Anda begitu lelah saat mengasuh anak, mungkin Anda akan berpikir, "Nanti kalau dia sudah lebih besar, saya tak perlu lagi menyuapinya." Atau, Anda tak perlu mencuci berlusin popok setiap hari. Namun, percayalah, ketika semua hal itu berlalu (dengan begitu cepat), Anda pasti akan merindukan masa-masa melelahkan tersebut.



sumber website female.kompas.com

Memberikan Pujian Yang Bijak Kepada Anak

Hadiah dan pujian merupakan penghargaan atas perilaku baik yang dilakukan anak.Orangtua sudah selayaknya memberikan pujian kepada anak yang berhasil dalam suatu bidang tertentu.Dengan memuji, orang tua ingin memberitahukan kepada anak bahwa mereka senang dengan kemampuan anak. Pujian yang dinyatakan dengan kata-kata, pelukan dan acungan jempol, bisa menjadi cara ampuh untuk membentuk perilaku yang baik dan memotivasi anak untuk melakukan hal yang baik. Bagi anak, pujian itu penting karena memberi penegasan, apa yang dilakukan berkenan di hati Anda. Namun demikian, perlu diperhatikan caranya agar hasilnya efektif.


Puji anak dengan tulus, artinya jangan memberikan pujian dengan maksud tertentu, misalnya anda memberikan topi, tetapi anak anda tidak suka dengan topi itu, kemudian anda berusaha memuji " pakai dong topinya, kamu pasti tambah ganteng dan gaya kalau pakai topi itu"

Jangan memberi pujian yang terlalu berlebihan, Dikuatirkan apabila berlebihan, anak akan merasa sombong, merasa dirinya paling hebat dan anak akan tergantung pada pujian sehingga dia tidak yakin akan dirinya sendiri sebelum dia mendengar pujian yang diberikan.

Gunakan pujian untuk mengubah perilaku anak, misalnya anak anda sering merajuk. Ketika anak tidak merajuk, beri dia pujian.



Dengan demikian,  tentukan tindakan mana yang memerlukan pujian. Caranya bisa dengan kata-kata, pelukan, senyuman, dan anggukan kepala tanda persetujuan.