Subscribe:

Welcome

Sabtu, 29 Desember 2012

Menjelaskan Teori Evolusi Pada Anak

Ketika seorang anak bertanya mengenai Teori Evolusi, akan berkaitan dengan penciptaan Adam dan Hawa sebagai manusia pertama di bumi. Berikut saya kutip dialog cerdas Riri Satria (R) dengan Putranya (P) mengenai hal ini: 

P : “Pa, kenapa ya ada orang yang katanya ilmuwan, namanya Darwin, bisa mengatakan bahwa manusia itu dulunya adalah monyet, bukan dari Adam dan Hawa? Katanya Darwin itu ilmuwan, pasti orang pintar, tapi kok mikirnya begitu ya?”.
Mengenai hal ini, kita sudah sama -sama pahami mengenai teori evolusi itu sendiri serta teori seleksi alam (survival of the fittest).
R: “Kamu pernah lihat kan ada binatang yang mati di gurun karena kekurangan makanan dan minuman? Seperti yang televisi itu lho. Mengapa dia mati?”.
P: “Karena tidak mendapatkan makanan”.
R: “Apakah semua binatang mati di sana?”.
P: “Tidak Pa, di televisi bisa dilihat ada juga binatang yang tetap hidup”
R: “Kok ada yang mati, kok ada yang tetap hidup?”
P: “Iya Pa, yang mati itu kan tidak dapat makanan dan dia tidak tahan dengan gurun, sedangkan yang hidup itu dia bisa bertahan”.
R: “Apa yang terjadi kalau binatang-binatang itu tidak tahan dengan lingkungannya?”.
P: “Pada mati semua, Pa!”
R: “Itu namanya punah, artinya binatang jenis itu tidak ada lagi yang tersisa. Nah begitu juga dengan monyet-monyet yang katanya mirip manusia itu, dia juga sudah punah. Jadi bukan berarti kita manusia ini yang berasal dari monyet besar. Monyet besar itu mungkin dulunya ada, manusia juga ada, tetapi monyet besar itu sudah punah, bukan berubah jadi manusia”.
P: “Katanya Darwin itu ilmuwan, Pa, tetapi kok bisa salah gitu ya?”.
R: “Coba perhatikan, mengapa orang Afrika berkulit hitam, orang Eropa berkulit putih, dan kita orang Indonsia berkulit coklat? Padahal kita sama-sama manusia kan?”.

P: "........."
R: “Di Afrika, banyak gurun pasir yang panas, sehingga kulit manusia itu terbakar matahari, sehingga kulitnya jadi hitam. Sementara di Eropa lain lagi, banyak dinginnya, sehingga kulit manusia jadi putih seperti pucat. Lalu di Indonesia kita kena matahari terik juga, tapi tidak seterik di Afrika, maka kulit kita coklat”.
P: “Oooo, artinya kulit manusia itu berubah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, Pa”
R: “Nah, benar, itulah evolusi, artinya kita sama-sama manusia, tetapi terjadi perubahan bentuk, warna kulit, dan sebagainya, karena menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bukankah nenek moyang manusia itu sama pada awalnya? “Jadi perubahan itu hanyalah seperti itu, kita tetap manusia. Perubahan itu bukanlah monyet besar berubah jadi manusia, melainkan perubahan-perubahan yang disebut variasi”.

Sabtu, 22 Desember 2012

Jika si prasekolah berniat membantu

Jika si prasekolah berniat membantu, orangtua dapat memfasilitasinya dengan memerhatikan hal-hal berikut:


* Berikan tugas sederhana. Pekerjaan rumah tangga apa saja yang sudah bisa dilakukan si prasekolah? Anda bisa memberikannya tugas mengambilkan sayur atau buah juga bumbu, memotong menggunakan tangan atau pisau roti yang tidak tajam, membereskan mainan, buku, sepatu, merapikan lemarinya, melipat pakaian bersih, membantu mengelap atau mencuci mobil ayah. 



* Perhatikan waktunya. Saat anak ingin membantu, perhatikan waktunya, apakah ini waktunya bermain atau waktunya istirahat, makan, tidur. Kalau waktunya tidak sesuai, arahkan anak untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan pada jam tersebut. Kalau waktunya sesuai, perhatikan juga durasinya, jangan terlalu lama. Orangtua sebaiknya tidak "memanfaatkan" niat anak untuk membantu. 



* Sesuaikan dengan kemampuannya. Jika orangtua meminta anak mengangkat cucian bersih satu ember besar, yang seperti ini tidak tepat, mengingat tubuh anak belum kuat untuk mengangkatnya. Berikan ember kecil berisi pakaian yang ringan.



* Jangan muluk-muluk mengharapkan hasilnya. Orangtua sebaiknya tidak berekspektasi anak bisa menyelesaikan tugasnya dengan standar orang dewasa. Alih-alih membantu dalam arti sesungguhnya, yang ada anak malah membuat berantakan. Jangan marah, bagaimana pun orangtua harus menghargai keinginan anak untuk membantu. Manfaatkan momen tersebut untuk mencontohkan bagaimana melakukan sesuatu dengan benar. 



* Jauhkan dari benda berbahaya. Sekalipun kemampuan anak berbeda-beda, tetapi untuk anak usia prasekolah sebaiknya orangtua belum mengizinkannya menggunakan pisau tajam, dekat dengan api atau minyak panas, setrika panas, dan benda membahayakan lainnya. Kalaupun anak mau membantu di dapur, berikan tugas sederhana seperti mengambilkan sayuran, memotong kacang panjang menggunakan tangan, atau mengocok telur misalnya. 


* Ucapkan terima kasih. Jangan lupa, selesai membantu, berikan penguatan berupa ucapan terima kasih dan pujian wajar bahwa yang dilakukannya sangat membantu orangtua. Dengan demikian anak akan memahami bahwa kegiatan tersebut positif dan akan diulanginya lain waktu. 


sumber : http://sambilminumteh.blogspot.com

Sabtu, 15 Desember 2012

Mitos tentang Pengasuhan Anak


Beberapa hal mengenai pola asuh yang ternyata hanya sekadar mitos. 

1. Tentang berbohong. Mengancam anak dengan hukuman saat ia berbohong, akan membuatnya mengungkapkan yang benar. Bronson tak sepakat dengan pendapat ini. Hal ini hanya akan membuat si kecil memandang persoalan dalam konsep yang egois: "Mengakui apa yang benar artinya aku akan menderita, jadi mendingan aku tetap berbohong." Sebenarnya alasan ia berbohong adalah untuk membuat Anda senang. Jadi cara terbaik untuk mencegahnya berbohong adalah dengan mengatakan, "Ibu pasti senang kalau kamu mau bilang yang sebenarnya." Anak akan memelajari bahwa ada alasan lain untuk tidak berbohong. Dan ini adalah cara untuk mengawalinya.

2. Tentang keyakinan diri. Memuji anak akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Selalu menyatakan bahwa anak Anda pintar setiap kali ia menunjukkan hasil kerjanya juga tak selalu baik. Anda menunjukkan bahwa kesalahan apapun yang berpotensi mempermalukan dirinya harus dihindari. Si kecil juga akan berhenti mencoba segala sesuatu, meskipun hal tersebut tak begitu sulit dilakukan. Lebih lanjut, tindakan Anda akan mengirimkan pesan bahwa usaha anak tidak penting selama ia pintar. Pujilah upayanya, bukan sosok si anak.

3. Tentang kecerdasan. Anak yang berbakat akan terlihat sebelum menginjak usia 5 tahun. Dari setiap 100 anak usia TK yang disebut berbakat berdasarkan tes intelejensia yang standar, hanya 27 dari anak-anak tersebut yang akan tetap dianggap berbakat sampai kelas 3 SD. "Satu persen teratas akan berada dalam daftar 10 persen teratas lima tahun sesudahnya,” kata Dr Donald Rock, Senior Research Scientist di Educational Testing Service. “Tetapi anak-anak yang hasil tesnya baik mungkin tidak akan ada di posisi tersebut hingga kelas 3 SD."

4. Tentang tontonan mereka. Film-film kartun yang disiarkan di televisi pasti baik untuk usia mereka.
Film kartun memang kesannya kekanak-kanakan, tetapi belum tentu baik untuk mereka. Anda mungkin akan mengira bahwa film yang menunjukkan sikap saling berbagi dan menyayangi tidak akan membuat mereka menjadi agresif, dibandingkan bila mereka menonton film-film penuh kekerasan. Namun, anak-anak yang masih sangat kecil seringkali belum mampu menangkap pelajaran yang ingin disampaikan pada bagian akhir film. Dengan demikian, semua konflik yang menunjukkan perilaku buruk tidak ditanggapi anak sebagai sesuatu yang harus diubah, melainkan justru sebagai instruksi mengenai bagaimana harus berperilaku.

5. Tentang bullying. Sebagai orangtua, Anda harus memastikan tidak ada toleransi sama sekali mengenai tindakan bullying, termasuk mengejek, menyebutnya dengan panggilan yang buruk, dan mengucilkannya. Semua orang pasti tahu bahwa bullying bisa memberikan pengaruh yang sangat buruk, bahkan bisa mematikan. Namun mengejek atau mengacuhkan anak lain di tempat bermain adalah bagian yang normal (atau bahkan menyenangkan) dari proses ia berkembang. Kalau anak diejek, ia tentu bisa belajar bagaimana menangkis atau mengatasinya.

Sabtu, 08 Desember 2012

Mkaruh Memberi Nama dengan Nama Malaikat Jibril, Israfil dan Mika-il

Bolehkah seseorang memberi nama anaknya dengan Jibril, Mika-il atau Israfil? Bagaimana dengan nama malaikat penjaga neraka, yakni Malik, yang banyak digunakan di berbagai Negara. Apakah harus diganti dengan nama yang lain?

Menurut Dr. Muhammad bin ‘Abdul Wahhab Al-‘Aqilhafizhahullah Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum memberi nama dengan nama para malaikat adalah makruh. Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah Ibnul Qoyyimrahimahullah. Beliau mengatakan, “Di antara nama-nama yang makruh (digunakan) adalah nama para malaikat, seperti Jibril, Mika-il, dan Israfil. Makruh hukumnya menamai seseorang dengan nama-nama tersebut.”

Pendapat yang paling kuat –Wallahu a’lam- adalah dengan memberikan rincian, yakni di antara nama malaikat ada yang bersifat musytarok, artinya nama tersebut juga lazim digunakan oleh manusia, tetapi ada juga yang khusus bagi malaikat. Untuk nama-nama yang bersifat musytarok, seperti Malik, hukum yang tampak jelas adalah boleh menggunakannya untuk nama manusia. Sebab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengubah nama Malik yang sangat terkenal pada zaman beliau. Seandainya nama tersebut makruh, niscaya beliau pasti mengubahnya sebagaimana yang dilakukan terhadap nama-nama lainnya.

Adapun nama-nama yang khusus untuk malaikat, seperti Jibril, Israfil dan Mika-il, maka hukum yang tampak jelas –Wallahu a’lam- adalah makruh menggunakannya. Sebab, tidak ada seorang pun sahabat maupun tabi’in yang mempergunakan nama tersebut. Sementara itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk mengikuti jalan dan petunjuk mereka. Jadi, meninggalkan perbuatan tersebut adalah lebih utama. Wallahu a’lam.

Sabtu, 01 Desember 2012

Bersuci dari Kencing Bayi

Menghilangkan Najis dari Kencing Bayi

Ketika seorang wanita melahirkan bayi laki-laki ataupun perempuan, selama dalam asuhannya bayi itu selalu bersamanya dan tidak pernah berpisah, hingga terkadang pakaiannya terkena air kencing sang bayi. Apakah yang harus ia lakukan pada saat itu..??

Cukup memercikkan air pada pakaian yang terkana air kencing bayi laki-laki jika ia belum mengkonsumsi makanan. Jika bayi laki-laki itu telah mengonsumsi makanan, maka pakaian yang terkana air kencing itu harus dicuci. Adapun jika bayi itu perempuan, maka pakaian yang terkena air kencingnya harus dicuci baik dia sudah mengonsumsi makanan ataupun belum. 

Dikeluarkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabada, “Pakaian yang terkena air kencing bayi perempuan harus dicuci, sedangkan pakaian yang terkea kencing bayi laki-laki cukup diperciki dengan air.”
Dalam riwayat lain menurut Abu Daud, “Pakaian yang terkana air kencing bayi perempuan harus dicuci, sedangkan pakaian yang terkena air kencing bayi laki-laki maka diperciki dengan air jika belum mengkonsumsi makanan.”