Subscribe:

Welcome

Sabtu, 29 Desember 2012

Menjelaskan Teori Evolusi Pada Anak

Ketika seorang anak bertanya mengenai Teori Evolusi, akan berkaitan dengan penciptaan Adam dan Hawa sebagai manusia pertama di bumi. Berikut saya kutip dialog cerdas Riri Satria (R) dengan Putranya (P) mengenai hal ini: 

P : “Pa, kenapa ya ada orang yang katanya ilmuwan, namanya Darwin, bisa mengatakan bahwa manusia itu dulunya adalah monyet, bukan dari Adam dan Hawa? Katanya Darwin itu ilmuwan, pasti orang pintar, tapi kok mikirnya begitu ya?”.
Mengenai hal ini, kita sudah sama -sama pahami mengenai teori evolusi itu sendiri serta teori seleksi alam (survival of the fittest).
R: “Kamu pernah lihat kan ada binatang yang mati di gurun karena kekurangan makanan dan minuman? Seperti yang televisi itu lho. Mengapa dia mati?”.
P: “Karena tidak mendapatkan makanan”.
R: “Apakah semua binatang mati di sana?”.
P: “Tidak Pa, di televisi bisa dilihat ada juga binatang yang tetap hidup”
R: “Kok ada yang mati, kok ada yang tetap hidup?”
P: “Iya Pa, yang mati itu kan tidak dapat makanan dan dia tidak tahan dengan gurun, sedangkan yang hidup itu dia bisa bertahan”.
R: “Apa yang terjadi kalau binatang-binatang itu tidak tahan dengan lingkungannya?”.
P: “Pada mati semua, Pa!”
R: “Itu namanya punah, artinya binatang jenis itu tidak ada lagi yang tersisa. Nah begitu juga dengan monyet-monyet yang katanya mirip manusia itu, dia juga sudah punah. Jadi bukan berarti kita manusia ini yang berasal dari monyet besar. Monyet besar itu mungkin dulunya ada, manusia juga ada, tetapi monyet besar itu sudah punah, bukan berubah jadi manusia”.
P: “Katanya Darwin itu ilmuwan, Pa, tetapi kok bisa salah gitu ya?”.
R: “Coba perhatikan, mengapa orang Afrika berkulit hitam, orang Eropa berkulit putih, dan kita orang Indonsia berkulit coklat? Padahal kita sama-sama manusia kan?”.

P: "........."
R: “Di Afrika, banyak gurun pasir yang panas, sehingga kulit manusia itu terbakar matahari, sehingga kulitnya jadi hitam. Sementara di Eropa lain lagi, banyak dinginnya, sehingga kulit manusia jadi putih seperti pucat. Lalu di Indonesia kita kena matahari terik juga, tapi tidak seterik di Afrika, maka kulit kita coklat”.
P: “Oooo, artinya kulit manusia itu berubah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, Pa”
R: “Nah, benar, itulah evolusi, artinya kita sama-sama manusia, tetapi terjadi perubahan bentuk, warna kulit, dan sebagainya, karena menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bukankah nenek moyang manusia itu sama pada awalnya? “Jadi perubahan itu hanyalah seperti itu, kita tetap manusia. Perubahan itu bukanlah monyet besar berubah jadi manusia, melainkan perubahan-perubahan yang disebut variasi”.

Sabtu, 22 Desember 2012

Jika si prasekolah berniat membantu

Jika si prasekolah berniat membantu, orangtua dapat memfasilitasinya dengan memerhatikan hal-hal berikut:


* Berikan tugas sederhana. Pekerjaan rumah tangga apa saja yang sudah bisa dilakukan si prasekolah? Anda bisa memberikannya tugas mengambilkan sayur atau buah juga bumbu, memotong menggunakan tangan atau pisau roti yang tidak tajam, membereskan mainan, buku, sepatu, merapikan lemarinya, melipat pakaian bersih, membantu mengelap atau mencuci mobil ayah. 



* Perhatikan waktunya. Saat anak ingin membantu, perhatikan waktunya, apakah ini waktunya bermain atau waktunya istirahat, makan, tidur. Kalau waktunya tidak sesuai, arahkan anak untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan pada jam tersebut. Kalau waktunya sesuai, perhatikan juga durasinya, jangan terlalu lama. Orangtua sebaiknya tidak "memanfaatkan" niat anak untuk membantu. 



* Sesuaikan dengan kemampuannya. Jika orangtua meminta anak mengangkat cucian bersih satu ember besar, yang seperti ini tidak tepat, mengingat tubuh anak belum kuat untuk mengangkatnya. Berikan ember kecil berisi pakaian yang ringan.



* Jangan muluk-muluk mengharapkan hasilnya. Orangtua sebaiknya tidak berekspektasi anak bisa menyelesaikan tugasnya dengan standar orang dewasa. Alih-alih membantu dalam arti sesungguhnya, yang ada anak malah membuat berantakan. Jangan marah, bagaimana pun orangtua harus menghargai keinginan anak untuk membantu. Manfaatkan momen tersebut untuk mencontohkan bagaimana melakukan sesuatu dengan benar. 



* Jauhkan dari benda berbahaya. Sekalipun kemampuan anak berbeda-beda, tetapi untuk anak usia prasekolah sebaiknya orangtua belum mengizinkannya menggunakan pisau tajam, dekat dengan api atau minyak panas, setrika panas, dan benda membahayakan lainnya. Kalaupun anak mau membantu di dapur, berikan tugas sederhana seperti mengambilkan sayuran, memotong kacang panjang menggunakan tangan, atau mengocok telur misalnya. 


* Ucapkan terima kasih. Jangan lupa, selesai membantu, berikan penguatan berupa ucapan terima kasih dan pujian wajar bahwa yang dilakukannya sangat membantu orangtua. Dengan demikian anak akan memahami bahwa kegiatan tersebut positif dan akan diulanginya lain waktu. 


sumber : http://sambilminumteh.blogspot.com

Sabtu, 15 Desember 2012

Mitos tentang Pengasuhan Anak


Beberapa hal mengenai pola asuh yang ternyata hanya sekadar mitos. 

1. Tentang berbohong. Mengancam anak dengan hukuman saat ia berbohong, akan membuatnya mengungkapkan yang benar. Bronson tak sepakat dengan pendapat ini. Hal ini hanya akan membuat si kecil memandang persoalan dalam konsep yang egois: "Mengakui apa yang benar artinya aku akan menderita, jadi mendingan aku tetap berbohong." Sebenarnya alasan ia berbohong adalah untuk membuat Anda senang. Jadi cara terbaik untuk mencegahnya berbohong adalah dengan mengatakan, "Ibu pasti senang kalau kamu mau bilang yang sebenarnya." Anak akan memelajari bahwa ada alasan lain untuk tidak berbohong. Dan ini adalah cara untuk mengawalinya.

2. Tentang keyakinan diri. Memuji anak akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Selalu menyatakan bahwa anak Anda pintar setiap kali ia menunjukkan hasil kerjanya juga tak selalu baik. Anda menunjukkan bahwa kesalahan apapun yang berpotensi mempermalukan dirinya harus dihindari. Si kecil juga akan berhenti mencoba segala sesuatu, meskipun hal tersebut tak begitu sulit dilakukan. Lebih lanjut, tindakan Anda akan mengirimkan pesan bahwa usaha anak tidak penting selama ia pintar. Pujilah upayanya, bukan sosok si anak.

3. Tentang kecerdasan. Anak yang berbakat akan terlihat sebelum menginjak usia 5 tahun. Dari setiap 100 anak usia TK yang disebut berbakat berdasarkan tes intelejensia yang standar, hanya 27 dari anak-anak tersebut yang akan tetap dianggap berbakat sampai kelas 3 SD. "Satu persen teratas akan berada dalam daftar 10 persen teratas lima tahun sesudahnya,” kata Dr Donald Rock, Senior Research Scientist di Educational Testing Service. “Tetapi anak-anak yang hasil tesnya baik mungkin tidak akan ada di posisi tersebut hingga kelas 3 SD."

4. Tentang tontonan mereka. Film-film kartun yang disiarkan di televisi pasti baik untuk usia mereka.
Film kartun memang kesannya kekanak-kanakan, tetapi belum tentu baik untuk mereka. Anda mungkin akan mengira bahwa film yang menunjukkan sikap saling berbagi dan menyayangi tidak akan membuat mereka menjadi agresif, dibandingkan bila mereka menonton film-film penuh kekerasan. Namun, anak-anak yang masih sangat kecil seringkali belum mampu menangkap pelajaran yang ingin disampaikan pada bagian akhir film. Dengan demikian, semua konflik yang menunjukkan perilaku buruk tidak ditanggapi anak sebagai sesuatu yang harus diubah, melainkan justru sebagai instruksi mengenai bagaimana harus berperilaku.

5. Tentang bullying. Sebagai orangtua, Anda harus memastikan tidak ada toleransi sama sekali mengenai tindakan bullying, termasuk mengejek, menyebutnya dengan panggilan yang buruk, dan mengucilkannya. Semua orang pasti tahu bahwa bullying bisa memberikan pengaruh yang sangat buruk, bahkan bisa mematikan. Namun mengejek atau mengacuhkan anak lain di tempat bermain adalah bagian yang normal (atau bahkan menyenangkan) dari proses ia berkembang. Kalau anak diejek, ia tentu bisa belajar bagaimana menangkis atau mengatasinya.

Sabtu, 08 Desember 2012

Mkaruh Memberi Nama dengan Nama Malaikat Jibril, Israfil dan Mika-il

Bolehkah seseorang memberi nama anaknya dengan Jibril, Mika-il atau Israfil? Bagaimana dengan nama malaikat penjaga neraka, yakni Malik, yang banyak digunakan di berbagai Negara. Apakah harus diganti dengan nama yang lain?

Menurut Dr. Muhammad bin ‘Abdul Wahhab Al-‘Aqilhafizhahullah Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum memberi nama dengan nama para malaikat adalah makruh. Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah Ibnul Qoyyimrahimahullah. Beliau mengatakan, “Di antara nama-nama yang makruh (digunakan) adalah nama para malaikat, seperti Jibril, Mika-il, dan Israfil. Makruh hukumnya menamai seseorang dengan nama-nama tersebut.”

Pendapat yang paling kuat –Wallahu a’lam- adalah dengan memberikan rincian, yakni di antara nama malaikat ada yang bersifat musytarok, artinya nama tersebut juga lazim digunakan oleh manusia, tetapi ada juga yang khusus bagi malaikat. Untuk nama-nama yang bersifat musytarok, seperti Malik, hukum yang tampak jelas adalah boleh menggunakannya untuk nama manusia. Sebab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengubah nama Malik yang sangat terkenal pada zaman beliau. Seandainya nama tersebut makruh, niscaya beliau pasti mengubahnya sebagaimana yang dilakukan terhadap nama-nama lainnya.

Adapun nama-nama yang khusus untuk malaikat, seperti Jibril, Israfil dan Mika-il, maka hukum yang tampak jelas –Wallahu a’lam- adalah makruh menggunakannya. Sebab, tidak ada seorang pun sahabat maupun tabi’in yang mempergunakan nama tersebut. Sementara itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk mengikuti jalan dan petunjuk mereka. Jadi, meninggalkan perbuatan tersebut adalah lebih utama. Wallahu a’lam.

Sabtu, 01 Desember 2012

Bersuci dari Kencing Bayi

Menghilangkan Najis dari Kencing Bayi

Ketika seorang wanita melahirkan bayi laki-laki ataupun perempuan, selama dalam asuhannya bayi itu selalu bersamanya dan tidak pernah berpisah, hingga terkadang pakaiannya terkena air kencing sang bayi. Apakah yang harus ia lakukan pada saat itu..??

Cukup memercikkan air pada pakaian yang terkana air kencing bayi laki-laki jika ia belum mengkonsumsi makanan. Jika bayi laki-laki itu telah mengonsumsi makanan, maka pakaian yang terkana air kencing itu harus dicuci. Adapun jika bayi itu perempuan, maka pakaian yang terkena air kencingnya harus dicuci baik dia sudah mengonsumsi makanan ataupun belum. 

Dikeluarkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabada, “Pakaian yang terkena air kencing bayi perempuan harus dicuci, sedangkan pakaian yang terkea kencing bayi laki-laki cukup diperciki dengan air.”
Dalam riwayat lain menurut Abu Daud, “Pakaian yang terkana air kencing bayi perempuan harus dicuci, sedangkan pakaian yang terkena air kencing bayi laki-laki maka diperciki dengan air jika belum mengkonsumsi makanan.”

Sabtu, 24 November 2012

Nasehat lebih baik daripada memukul Anak

Saudariku muslimah… permasalahan ini termasuk masalah yang wajib dipahami oleh setiap orang tua. Sikap yang diambil tentunya beragam sesuai dengan kesalahan yang dilakukan anak. Perlu diperhatikan apakah anak memahami kesalahan itu dan mengetahui dosa dan bahayanya ataukah tidak?

Nasehat lebih baik daripada memukul
Selama dalam perbaikan tidak memerlukan pemukulan maka janganlah memukul. Karena Nabishallallahu’alaihi wasallam sendiri bila harus memilih antara dua pilihan maka beliau memilih yang paling mudah selama bukan dosa. (HR. Bukhari 3560 dan Muslim 2327 dari ‘Aisyah secara marfu’)

Telah diriwayatkan pula bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya sama sekali, tidak kepada istri beliau ataupun pembantu beliau. Beliau hanya memukul ketika berperang dijalan Allah. (HR. Muslim 2328) Maka kita sebaiknya menggunakan kata-kata nasehat jika ingin memperbaiki perilaku anak atau dengan menggunakan dorongan dan motivasi.

Bila kata-kata yang baik tidak berpengaruh maka kita gunakan kata-kata yang berisi teguran dan ancaman sesuai dengan kesalahan anak. Bila juga tidak bermanfaat maka saatnya memukul. Untuk itu kondisi tabiat anak berbeda-beda. Diantara mereka ada yang cukup dengan isyarat mata untuk menghukum dan menegurnya. Isyarat mata ini memberikan pengaruh yang kuat pada dirinya dan menjadi sebab berhenti dari kesalahan yang ia lakukan. Diantara mereka ada yang jika Anda membuang muka darinya maka dia segera paham maksud Anda dan berhenti dari kesalahannya. Diantara mereka ada yang berubah dengan kata-kata baik. Maka gunakan kata-kata yang baik untuk anak yang seperti ini. Dan diantara mereka tidaka ada yang membuatnya sadar kecuali harus dengan pukulan dan perlakukan keras. Maka untuk anak tipe seperti inilah kita lakukan pemukulan dan berlaku keras. Akan tetapi sesuai dengan kebutuhan saja serta tidak menjadikannya kebiasaan. Seperti halnya seorang dokter yang memberi suntikan kepada pasiennya walaupun suntikan itu menyakitkan akan tetapi suntikan itu sebatas kadar penyakitnya saja.

Orangtua diperbolehkan bersikap keras kepada anak bila anak malas beribadah
Sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam“Perintahkanlah anakmu shalat pada usia tujuh tahun dan pukullah dia karena (meninggalkan)nya pada usia 10 tahun dan pisahkan tempat tidur mereka.”(HR. Abu Daud no 495 dengan sanad hasan)
Larangan memukul wajah
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Jika salah seorang diantara kalian memukul saudaranya maka hendaknya dia menghindari memukul wajah.” (HR. Muslim 2616 dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu secara marfu’).
***
Artikel Muslimah.or.id

Sabtu, 17 November 2012

Menyambut Kelahiran Bayi Secara Islami

Pembahasan singkat berikut ini adalah beberapa amalan yang disunnahkan untuk dilakukan setelah anak lahir, namun banyak tidak diamalkan oleh kaum muslimin.

1. Bersyukur kepada Allah.
Apabila sepasang suami isteri telah dikaruniai anak, baik laki-laki maupun perempuan, maka hendaklah keduanya bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya. Tidak boleh merasa kecewa atas apa pun keadaan si buah hati, namun hendaklah bersyukur dan bersabar. 
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” [Al-Baqarah : 152]
2. Mentahnik.
Ketika si buah hati telah dilahirkan, maka seorang ayah hendaknya mentahnik langit-langit mulut si bayi dengan buah kurma yang telah dilumatkan.

3. Mendo’akan.
Kemudian do’akanlah buah hati Anda dengan kebaikan dan keberkahan. 
“Semoga Allah memberikan berkah atasnya.”
4. Memberikan nama.
Seorang ayah dibolehkan memberikan nama kepada si buah hati pada saat ia dilahirkan atau pada hari ketujuh.

Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Telah dilahirkan bagiku seorang anak laki-laki, lalu aku membawanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau memberinya nama Ibrahim. Lalu beliau mentahniknya dengan sebuah kurma dan mendo’akan keberkahan baginya. Kemudian beliau menyerahkannya kembali kepadaku.”[1]

Sangat dianjurkan untuk memberikan nama-nama yang baik, indah dan dicintai Allah Ta’ala bagi si buah hati. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Sesungguhnya nama kalian yang paling dicintai Allah adalah ‘Abdullah dan ‘Abdurrahman.” [2]
Termasuk nama-nama yang dicintai adalah nama-nama para Nabi dan Rasul. Hal ini berdasarkan jawaban Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada para Shahabat tentang nama Harun saudara Maryam, padahal Maryam tidak sezaman dengan Nabi Harun dan Harun saudara Maryam bukanlah Nabi Harun, beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Sesungguhnya mereka biasa menamakan (anak-anak mereka) dengan nama-nama Nabi dan orang-orang shalih yang hidup sebelum mereka.” [3]
5. ’Aqiqah
Kemudian pada hari ketujuh, disunnahkan bagi kedua orang tua untuk meng’aqiqahi anaknya, mencukur rambutnya dan diberikan nama.

Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub radhiyallaahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Setiap anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih (kambing) untuknya ada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberikan nama.”[4]
‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meng’aqiqahi al-Hasan dan al-Husain pada hari ketujuh.” [5]

‘Aqiqah hanya boleh dengan kambing. Bagi anak laki-laki disembelih dua ekor kambing, sedangkan bagi anak perempuan disembelih seekor kambing. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bayi laki-laki di’aqiqahi dengan dua ekor kambing dan bayi perempuan dengan seekor kambing.”[6]
Bagi orang tua yang tidak mampu, maka tidak mengapa ber’aqiqah dengan seekor kambing untuk anak laki-laki. Hal ini sebagaimana riwayat dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma: “Bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meng’aqiqahi al-Hasan dengan seekor kambing dan al-Husain dengan seekor kambing.” [7]

Jenis kelamin kambing ‘aqiqah adalah boleh jantan atau pun betina. Hal ini berdasarkan hadits yang di-riwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2835), at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya.

Persyaratan kambing ‘aqiqah tidak sama dengan kambing kurban. 

• Bacaan ketika menyembelih kambing ‘aqiqah
Pertama: Wajib membaca “bismillah” berdasarkan firman Allah Ta’ala.
“Dan janganlah kamu memakan dari (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebutkan Nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan.” [Al-An’aam : 121]
Kedua: Boleh juga dengan membaca.

بِسْمِ اللهِ، اَللهُ أَكْبَرُ.
“Dengan menyebut Nama Allah, Allah Mahabesar.”

‘Aisyah berkata, “Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sembelihlah dengan menyebut Nama Allah dan ucapkanlah.

بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ، هَذِهِ عَقِيْقَةُ فُلاَنٍ.

"Dengan menyebut Nama Allah, Allah Mahabesar. Ya Allah, sembelihan ini dari-Mu dan untuk-Mu. Ini adalah ‘aqiqah si Fulan.’” [12]
Tidak boleh melumuri kepala bayi dengan darah kambing ‘aqiqah. Perbuatan ini merupakan amalan bid’ah serta perbuatan kaum Jahiliyyah.

Boleh memotong atau mematahkan tulang kambing sembelihan ‘aqiqah, sebagaimana yang lainnya.

Orang tua yang ber’aqiqah boleh makan dagingnya, bersedekah, memberi makan orang lain, atau meng-hadiahkan kepada kaum muslimin. Boleh membagikan daging yang belum dimasak, akan tetapi yang afdhal (lebih utama) adalah dimasak terlebih dahulu.[13]

Bagi orang dewasa yang belum di’aqiqahi pada waktu bayinya, tidak ada tuntunan dari syara’ untuk meng’aqiqahi dirinya sendiri. Hal ini karena lemahnya hadits yang berkenaan dengan hal tersebut.

6. Mencukur rambut pada hari ketujuh dan bersedekah.
Disunnahkan mencukur rambut secara merata, yaitu digundul (dibotak), lalu bersedekah senilai dengan perak seberat rambutnya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Fathimah.
“Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak seberat rambutnya kepada orang-orang miskin.” [14]
7. Khitan
Khitan adalah memotong atau tempat memotong kulit yang menutupi kepala dzakar laki-laki dan memotong atau tenpat memotong kulit yang menyerupai jengger ayam yang berada di atas farji perempuan (kelentit).[15]
“Fitrah itu ada lima hal: khitan, mencukur bulu kemaluan, menggunting kumis, menggunting kuku, dan mencabut bulu ketiak.” [16]
Makna fitrah dalam hadits ini adalah sunnah, yakni kelima hal tersebut menjadi sunnahnya para Nabi dan Rasul yang diakhiri dengan kenabian dan kerasulan Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam.[17]

Imam al-Khaththabi berkata, “Adapun khitan, maka sebagian ulama mengatakan wajib karena ia adalah bagian dari syi’ar agama, yang dengannya diketahui seorang muslim atas kafir.” [19] Kewajiban khitan bersifat umum untuk laki-laki dan perempuan berdasarkan banyaknya riwayat tentang dikhitannya perempuan pada zaman Nabi dan selanjutnya hingga hari ini.

Di antara riwayat yang menyebutkan khitan bagi perempuan adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada Ummu ‘Atiyah, 
“Apabila engkau mengkhitan (perempuan), maka potonglah sebagian kelentitnya, janganlah engkau memotong semuanya. Karena yang demikian itu dapat membaguskan wajah dan lebih baik bagi suami.” [20]
Mengenai waktu mengkhitan bayi tidak ada satu dalil pun yang shalih dan sharih (jelas) yang menentukan waktunya dengan pasti. Sebagian ulama berpendapat tentang disukainya mengkhitan anak laki-laki sebelum berusia tujuh tahun. Hal ini berdasarkan pada perintah syari’at agar menyuruh anak kecil untuk shalat ketika umur mereka tujuh tahun.

Imam al-Mawardi rahimahullaah berkata, “Khitan memiliki dua waktu; waktu yang wajib dan waktu yang mustahab (dianjurkan). Adapun waktu yang wajib adalah ketika sudah baligh dan waktu yang mustahab adalah sebelum baligh, dan boleh memilih pada hari ketujuh dari kelahirannya. Dan dianjurkan agar tidak mengakhirkan dari waktu yang mustahab, kecuali karena ada udzur.”[21] Ini untuk waktu khitan bagi anak laki-laki, sedang-kan bagi anak perempuan biasanya dilakukan beberapa setelah kelahirannya.[22]

Apabila seorang laki-laki atau perempuan belum dikhitan sampai dewasa karena tidak mengetahui hukum wajibnya atau keduanya baru masuk Islam, maka keduanya tetap berkewajiban untuk berkhitan. Ini adalah jawaban seluruh ahli ilmu.[23]

Beberapa manfaat khitan: [24]
1. Mengikuti Sunnah para Nabi dan Rasul.
2. Khitan merupakan syi’ar Islam yang agung.
3. Khitan sebagai pembeda antara muslim dan kafir.
4. Khitan sebagai kebersihan dari kotoran dan najis.
5. Khitan pada wanita yang dilakukan sesuai Sunnah dapat menstabilkan syahwatnya, mempercantik wajah, dan terhormat di sisi suaminya.


Oleh: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, http://almanhaj.or.id

Sabtu, 10 November 2012

Cara-Cara Hadapi Anak yang Gemar Memukul

MENGHADAPI anak yang gemar memukul perlu dihadapi dengan trik khusus. Agar kebiasaan buruk tersebut tidak menjadi kegemarannya, intip trik berikut ini. Setiap orangtua tentu selalu ingin memberikan segala hal baik bagi anak. Dan untuk setiap hal buruk, orangtua pasti berusaha menjauhkannya dari anak. Namun, saat orangtua berusaha menjauhkan hal buruk dari anak, tak jarang anak justru menangis, marah hingga bertindak kasar. Sehingga, seringkali pula orangtua malah berbalik marah dan memukul saat menghadapi hal tersebut. Hal ini merupakan salah satu tindakan keliru yang dilakukan orangtua ketika menghadapi anak yang gemar memukul dan marah.

Cara penanganan yang tepat terhadap anak yang gemar bertindak kasar dapat orangtua temukan melalui pemaparan berikut seperti dilansir BoldSky.

  • Ketika anak memukul, Anda tidak perlu membalas. Sebab, jika Anda membalas, maka anak akan menganggapnya sebagai candaan. Anda hanya perlu memberi peringatan, misalnya jika anak memukul, maka Anda tidak akan mengajaknya bertamasya. Anda perlu menghadapinya dengan sabar dan penuh kasih sayang.
  • Jika anak sangat keras kepala dan tidak terkendali, maka Anda perlu menenangkan anak dengan lembut. Jangan memarahinya, namun ajaklah bicara dengan tenang.
  • Setiap kali anak memukul, yang perlu Anda lakukan hanya menciumnya. Ciuman dapat memberi sebuah kesan dan memerkuat hubungan Anda dengan anak.
  • Jangan biarkan anak bermain games yang berisi kekerasan, misalnya games peperangan atau perkelahian sebab mereka akan mudah meniru adegan kekerasan ini. Untuk mengalihkan hal tersebut, Anda bisa mengajak anak membuat kerajinan tangan atau melakukan kegiatan positif lainnya. (ind)

By tuty, okezone.com

Jumat, 07 September 2012

Menjauhkan anak dari sikap sombong

Berikut delapan cara mengatasi sekaligus mencegah munculnya sifat sombong atau tinggi hati pada anak, seperti disarankan psikolog, Dewi Romadhona, Psi.

1. Berikan pujian sewajarnya.

Memuji itu penting untuk memberikan penghargaan kepada anak sehingga meningkatkan percaya dirinya. Tetapi pujian sebaiknya tidak berlebihan dan terlalu sering dilakukan. Pujian pun sebaiknya diberikan pada anak yang sudah berhasil mencapai prestasi dari kemampuannya sendiri. Misal, anak memiliki ponsel baru yang ia beli dari uang hasil tabungannya sendiri. Kalau kita yang membelikan tak perlu memberikan pujian kepada anak.

2. Hindari contoh negatif.Berikan selalu contoh yang baik, termasuk bagaimana harus bersikap rendah hati. Anak akan mencontoh apa yang akan kita lakukan. ketika kita sedang mengendarai mobil bagus bersama anak-anak, kemudian melihat mobil jelek di depan mobil kita, hindari mencela. "Mobil jelek itu jalannya lambat sekali!" Atau, ketika kita membelikan ponsel baru, hindari perkataan, " Teman-temanmu pasti tidak punya ponsel secanggih ini!" Jika anak kerap mendengar kalimat seperti ini dikhawatirkan akan menular ke anak sehingga muncul rasa tinggi hatinya.

3. Hindari membanding-bandingkan.
Tidak semua anak bisa berprestasi bagus. Mungkin saja nilai pelajaran di sekolahnya biasa-biasa saja, ia juga tidak bisa bermain musik atau menyanyi, di bidang olahraga pun biasa-biasa saja. Sementara itu, kakaknya memiliki prestasi sangat bagus di sekolah dan di luar sekolah. Hal ini tidak membuat kita membanding-bandingkannya karena anak yang berprestasi bagus akan merasa tinggi hati.

4. Ajak anak bersyukur dan rendah hati.

Anak mungkin memiliki kelebihan dibandingkan anak lain. Ajak ia mensyukuri kelebihannya itu, "Tuhan sudah memberikan otak yang cerdas kepadamu, Nak. Ayo kita bersyukur!"; "Sebagai bukti rasa syukur, kamu tidak boleh sombong tetapi harus membagi ilmu kepada adik atau teman-temanmu!" Wujud rasa syukur lain adalah mengajak anak bersikap rendah hati, tidak terlalu membanggakan prestasinya.

5. Kembangkan empatinya

Ajari anak meningkatkan empatinya. Mungkin ia memiliki mainan yang lebih bagus dibandingkan temannya. Minta anak untuk tidak membanggakan mainannya itu, melainkan ajak temannya untuk bermain bersama. "Kasihan temanmu ingin bermain, dia kan tidak punya mainan seperti milikmu. Ayo ajak ia bermain bersama!" Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan empati anak, semisal, pergi ke panti asuhan, menyumbang pada pengemis, membagi makanan ke teman, dan lainnya.

6. Tanamkan, orang lain pun punya kelebihan.

Tanamkan kepada anak, selain dirinya ada orang lain yang punya prestasi bagus. Di sekolah ada si A yang jago matematika, si B yang jago sepakbola, si C yang jago bermain piano, dan lainnya. Hal ini akan membuat anak sadar bahwa tidak hanya ia yang memilik prestasi bagus. Demikian pula dengan kekayaan dan fasilitas,tak hanya anak yang memiliki ponsel bagus, mobil mewah, rumah indah, tetapi banyak temannya juga memilikinya. Ajaklah anak bersosialisasi dengan mereka sehingga ia lebih memahami kondisi yang sebenarnya, bukan malah menjauhi apalagi memusuhi.

7. Penekanan karakter lebih baik
Ketika melihat orang lain memiliki kelebihan entah itu memiliki rumah bagus, mobil mewah, mainan mahal, juara kelas, dan lainnya, sebaiknya tidak mengagung-agungkannya. Apalagi jika mereka memiliki karakter yang kurang baik, semisal tinggi hati. Tekankan kepada anak, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Mungkin kita lebih miskin namun ia memiliki keluarga yang baik-baik. "Buat apa memiliki mobil mewah namun perilakunya tinggi hati!"

8. Komunikasi empat mata

Pada kasus-kasus tertentu kita butuh komunikasi empat mata dengan anak. Jika sikap sombong dan tinggi hati anak sudah sering ditunjukkan, ajak ia berbicara empat mata, dari hati ke hati. Ulaslah perilaku anak dan berikan alasan kenapa ia harus menghilangkan sifat sombongnya. "Jika kamu seperti itu terus nanti teman-temanmu akan membenci mu! Mereka tidak senang memiliki teman yang sombong". Lalu berikan arahan apa yang seharusnya ia lakukan. "Nanti kita ajak teman-temanmu belajar bersama di sini, kamu ajari mereka supaya pintar seperti kamu!".

(Tabloid Nakita/Irfan Hasuki)

Sabtu, 07 April 2012

Menghindari Si Kecil Dari Pelecehan


AJARKAN PENDIDIKAN SEKS
Agar si kecil terhindar dari pelecehan seks, yang pertama-tama harus kita lakukan tentulah menghapus anggapan kolot bahwa pembicaraan tentang seks kepada anak balita adalah tabu. Kalau tidak, bagaimana kita bisa mendidik si kecil agar mampu menjaga diri?
Soalnya, untuk menghindari si kecil dari pelecehan seks, mau tak mau, kita harus mengajarkannya pendidikan seks. Tentu saja bukan pengetahuan seks mengenai hubungan intim suami-istri, melainkan lebih pada mengenalkan bagian -bagian tubuhnya yang sensitif seperti paha, dada, bokong, alat vital, dan bibir.
"Beri tahu anak bahwa bagian-bagian tersebut tak boleh dilihat dan disentuh orang lain, selain kedua orang tuanya dan tenaga medis. Bahkan, untuk tenaga medis pun harus seijin dan didampingi orang tua," terang Nadhira. Misal, "Nak, bagian-bagian tubuhmu yang ini enggak boleh dipegang oleh orang lain, ya. Jika ada orang lain yang coba-coba, katakan, kata Bunda, itu enggak boleh karena enggak baik. Kalau orang itu memaksa atau sampai menyakiti, kamu teriak saja dan langsung bilang sama Bunda atau Ayah, ya."
Selain itu, jelaskan pada si kecil apa yang dimaksud pelecehan seks. Tentu penyampaiannya harus selalu dengan menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti anak seusianya. Misal, "Nak, jika ada orang lain yang suka pegang-pegang organ tubuh kamu yang enggak boleh dipegang sama orang lain, itu namanya kamu telah dilecehkan secara seksual. Begitu juga jika ada yang mengintip kamu sedang mandi."
Kemudian, tekankan padanya bahwa selain orang asing, bisa juga orang yang dekat dengannya akan melakukan pelecehan seks tersebut, "Nak, yang bisa melakukan pelecehan seksual itu bukan hanya orang asing melainkan juga orang-orang yang ada di dekat kamu, entah guru, teman, ataupun saudara. Jadi, walau mereka kamu kenal, tetap tak boleh melakukan hal tersebut kepada kamu. Jika ada yang berbuat begitu, bilang, ya, sama Bunda atau Ayah." Di akhir penjelasan selalu tekankan agar ia bilang pada orang tua jika mengalami hal tersebut.

LATIHAN MENOLAK
Berikutnya, ajarkan untuk mengatakan "tidak" jika ada orang yang melecehkannya. "Untuk itu ia harus dilatih refleksnya guna menolak jika ada yang akan melakukan pelecehan seksual padanya." Misal, "Kalau ada yang ngasih permen kepada kamu dengan syarat dipegang-pegang, kamu gimana? Bilang, enggak mau, gitu, ya?" Atau, "Jika ada orang yang pegang-pegang kamu, kamu gimana? Teriak, ya?"
Tentu saja tak hanya sekadar berkata-kata, tapi harus disertai praktek. "Orang tua memegang paha atau bagian tubuh sensitif lainnya, lalu bilang padanya, 'Kamu harus ngapain jika dibeginikan sama orang lain selain Bunda dan Ayah?' Jika anak mengatakan, 'Aku akan bilang padanya bahwa kata Bunda itu tidak baik dan kalau memaksa aku akan teriak dan bilang sama Bunda dan Papa.', berarti latihannya berhasil."
Setelah anak lancar dengan latihan tersebut, kita bisa melakukan hal tersebut tapi secara mendadak tanpa diketahui anak untuk melihat reaksinya. Jika ia menunjukkan reaksi penolakan seperti saat latihan pertama, itu pertanda ia sudah cukup siap dan akan menolak jika dirinya hendak dijadikan korban pelecehan.
Tentunya latihan ini harus dilakukan secara konsisten, kontinyu, dan dalam suasana yang menyenangkan anak layaknya sedang bermain. "Kalau tidak, bisa-bisa apa yang kita ajarkan padanya akan percuma saja. Anak akan merasa bosan atau beralih ke hal yang lain," bilang Nadhira.

DAMPAK PADA ANAK
Orang tua pun harus bisa menjadi contoh bagi anak, yaitu dengan tak melakukan hal tersebut pada keponakan atau anak teman. Sekalipun kita tak bermaksud melakukan pelecehan seks, melainkan hanya bergurau, misal. Jika hal ini kita abaikan, anak pun akan menghujani kita dengan kritik dan pertanyaan, "Pa, katanya itu enggak baik. Kok, Papa pegang-pegang paha Kakak itu. Kan, dia bukan anak Papa," misal. Akhirnya, bukan tak mungkin anak akan menganggap jika ada yang berlaku demikian padanya adalah hal yang wajar dan biasa sebab orang tuanya pun suka melakukan hal terse but pada saudaranya atau teman-temannya. Celaka, kan?

Ingat, lo, dampak dari pelecehan seks yang dialami anak amatlah besar. Meskipun biasanya anak akan merasakan itu setelah ia besar nanti, entah kala duduk di SMP atau SMA. Bukankah saat itu biasanya ia akan tahu dari berbagai informasi bahwa hal tersebut adalah tidak baik? Jika diketahuinya saat itu, jelas Nadhira, bisa jadi si anak akan merasa syok atau malah trauma, karena ia sadar bahwa apa yang pernah dialami sewaktu kecil adalah sesuatu hal yang harusnya tak dia alami. "Ekstremnya, ia bisa saja merasa bahwa dirinya telah ternoda, hina, kotor, dan sebagainya. Bahkan, ia bisa menyalahkan kebodohan dirinya itu dan akhirnya merembet ke hal-hal yang lain. Misal, enggak mau menikah, mendendam terhadap lawan jenis, frigid, atau malah berkembang jadi penyakit mental."



Sumber : http://sambilminumteh.blogspot.com/2011/03/agar-si-kecil-terhindar-dari-pelecehan.html 

Sabtu, 31 Maret 2012

Menghentikan Kebiasaan Mengompol


MENGOMPOL adalah hal yang biasa dialami anak semenjak bayi. Setiap saat Anda pasti disibukkan oleh acara mengganti popok atau celana. Di sini saya abaikan dulu ‘pampers’, karena tidak setiap ibu mampu untuk membelinya terus-menerus dan hanya bisa dipakai sampai batasan usia tertentu. Tidak jarang tengah malam Anda harus terbangun untuk mengecek apakah anak ngompol atau tidak. Bahkan, terkadang Anda terbangun setelah sekujur tubuh Anda basah terkena ompol anak.


1. Mengompol di Usia Sekolah
Untuk anak di bawah usia prasekolah, kebiasaan mengompol masih bisa ditoleransi. Namun, bagaimana untuk anak usia di atasnya?
Saya dilarang keras oleh suami untuk natur (Jawa), mengajak anak kencing, baik saat dia terjaga maupun tidur. Saat tidur, sebenarnya anak-anak tidak boleh diganggu karena pertumbuhan optimal organ-organ tubuh adalah pada waktu tidur. Konsekuensinya, tiap malam saya selalu terjaga mengganti celana anak sampai berkali-kali. Seluruh permukaan tempat tidur saya beri alas agar air seninya tidak tembus kasur. Sebagai catatan, tindakan menatur belum tentu menghilangkan kebiasaan mengompol pada anak. 

2. Memberi Sinyal
Anda dapat memberikan berbagai peringatan atau kalimat-kalimat hipnotis. Jika kalimat-kalimat ini diberikan secara terus-menerus, anak akan memegangnya, selanjutnya menjalankannya.
Pada usia empat tahun, saya mulai memberi sinyal pada anak, “Besok kalau TK sudah tidak ngompol lagi ya, Dik!” Kalimat ini selalu saya ucapkan saat dia ngompol, sambil saya cium atau peluk dia. Sungguh, saya tak pernah memarahinya karena hal itu masih saya anggap wajar, dan dia sangat butuh bantuan untuk menghilangkan kebiasaan itu.
Ketika anak saya duduk di TK A, terkadang dia masih mengompol, tetapi sudah tidak sesering sebelumnya. Selanjutnya saya ubah kalimat saya, “Besok di TK B sudah tidak ngompol kok, ya!” Ternyata kata-kata saya terbukti nyata. Mulai TK B dia sudah berhenti mengompol. 

3. Menanamkan Kebiasaan ke Toilet
Menghentikan kebiasaan mengompol dapat juga diatasi dengan membiasakan si kecil untuk rutin ke toilet. Tentu saja tanpa paksaan untuk mengejan, tapi kita tanyakan dulu apakah dia kebelet pipis atau tidak. Sejak anak-anak masih kecil, setiap Anda ke kamar mandi, katakan bahwa Anda hendak buang air. Tak apalah pakai istilah anak-anak, “Bunda ke kamar mandi ya, mau pipis dulu …!” Dalam benak anak akan terpatri bahwa pipis itu di kamar mandi. Paling tidak hal ini mengurangi kerepotan kita saat dia tidak tidur. 
Setiap anak akan tidur, ajaklah dia ke kamar mandi, barangkali dia hendak pipis. Begitupun saat dia bangun tidur. Yang perlu diperhatikan di sini, kita harus rajin bertanya pada si kecil.


4. Menghafalkan Isyarat Anak

Biasanya tiap anak memiliki tanda-tanda tertentu ketika merasa kebelet pipis. Ada yang memegang perut, ada yang berdiri mendekat lemari, ada yang menempel bundanya terus, dan ada pula yang langsung turun dari tempat tidur lalu terdiam. Kenalilah kebiasaan atau isyarat yang diberikan anak Anda. Akan terasa enak jika kita dapat memahami betul isyarat si kecil. Tinggal kita ajak dia ke kamar mandi, tanpa paksaan untuk mengejan.


5. Menghadapi Anak yang Susah Diatur
Bila anak sebenarnya tahu kalau dia akan pipis tapi sengaja tidak beranjak dari tempatnya, kita patut memberikan perhatian ekstra. Malahan ada yang sengaja memain-mainkan air seninya. Biasakan segera ajak dia ke kamar mandi ketika sudah mengompol, jangan tunda-tunda. Lalu berikan nasihat secara halus tapi rasional. Misalnya, “Kalau sudah kebelet pipis…, panggil Bunda ya!” Atau, “Kalau pipisnya untuk main-main, nanti tangan Adik kotor, bau, Bunda juga kesulitan membersihkannya. Kamu juga bisa terpeleset lho!
sumber :  http://sambilminumteh.blogspot.in/2012/02/menghentikan-kebiasaan-mengompol.html

Sabtu, 24 Maret 2012

13 Permintaan Anak yang Tak Terucap


Menurut psikolog Laksmi Andhiyani Setiawan,S.Psi, ada 13 Permintaan yg tak terucap dari Anak :
  1. Cintailah aku sepenuh hatimu.
  2. Aku ingin jadi diri sendiri, maka hargailah aku.
  3. Cobalah mengerti aku dan cara belajarku.
  4. Jangan marahi aku di depan orang banyak.
  5. Jangan bandingkan aku dengan kakak & adikku.
  6. Bapak Ibu lupa, aku adalah fotocopy-mu.
  7. Kian hari umurku kian bertambah, maka jangan selalu anggap aku sebagai anak kecil.
  8. Biarkan aku mencoba, lalu beritahu bila aku salah.
  9. Jangan membuat aku bingung, maka tegaslah padaku.
  10. Jangan ungkit2 kesalahanku.
  11. Aku adalah LADANG PAHALA BAGIMU.
  12. Jangan memarahiku dengan mengatakan hal2 buruk, bukankah apa yang keluar dari mulutmu adalah doa bagiku? 
  13. Jangan melarangku hanya dengan mengatakan "JANGAN" tapi berilah penjelasan kenapa aku tidak boleh melakukan sesuatu 

--
Posting oleh smileart ke Children pada 2/28/2012 07:28:00 PM 

Minggu, 18 Maret 2012

Tips : 7 Cara Atasi Anak Mengemut Makanan


Perilaku mengemut makanan pada anak, terutama batita, tak muncul dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan perjalanan sejarah makan si anak. Untuk mengatasi perilaku mengemut makanan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua, ini dia:

1. Berikan contoh cara makan yang benar; tunjukkan di depan anak cara menggerak-gerakan mulut dan gigi ketika makanan masuk ke dalam mulutnya. 

2. Berikan makanan bertekstur secara bertahap, mulai yang halus atau cair dan berangsur kasar atau padat. 

3. Acara makan dibuat menyenangkan, tidak memaksa anak untuk makan. Lakukan pendekatan positif, seperti membujuk sambil bercerita tentang makanan yang sedang dimakannya. 

4. Berhenti bermain sampai acara makan selesai dan minta anak mengunyah makanannya terlebih dulu. Bisa juga membagi makanannya menjadi beberapa porsi kecil. Kalau porsi kecil itu sudah habis, anak boleh main sebentar sekitar lima menit, kemudian menghabiskan porsi kecil selanjutnya. 

5. Biasakan anak makan di meja makan, televisi dimatikan, tidak sambil bermain atau berjalan-jalan. Orangtua bisa menjadikan acara menonton televisi atau bermain sebagai hadiah kalau ia sudah menyelesaikan makannya.

6. Tentukan jadwal makan dan jadwal bermain yang relatif tetap setiap hari sehingga anak tahu dan bisa bersiap makan pada waktunya, serta melakukan aktivitas selain makan di waktu lain. 

7. Variasikan rasa dan bentuk makanan setiap harinya, bisa juga dihias dan dibuat dalam bentuk menarik supaya selera makan anak tergugah dan ia pun bersemangat untuk mengunyah.  


sumber :
http://sambilminumteh.blogspot.in/2012/02/7-cara-atasi-anak-mengemut-makanan.html

Minggu, 11 Maret 2012

Kesalahan Orangtua Dalam Mendisiplinkan Anak



Berikut delapan kesalahan orangtua saat mendisiplinkan anak dan cara memperbaikinya yang dikutip dari Parenting USA:

1.Berbohong pada Anak
Kebanyakan orang tua sering mengatakan sesuatu yang tidak benar agar anak mau menuruti perintah atau keinginan mereka. Ternyata, kebohongan yang bermaksud baik tersebut bisa jadi boomerang bagi orangtua. Misalnya, ketika anak tidak kunjung mau bangun dari tempat tidurnya padahal hari sudah semakin siang dan Anda khawatir terlambat ke kantor. Agar anak mau menuruti kemauan, Anda pun berbohong dan mengatakan kalau di dalam kamar ada monster. Tanpa disadari, hal ini akan membuat anak takut pada kamarnya dan bisa saja si kecil terus membicarakannya sehingga membuat orang lain berpikiran negatif.
Solusi:
Berbohong dengan anak merupakan salah satu cara ampuh yang sering dilakukan orang tua untuk membuat si kecil menuruti kemauan mereka. Namun, teknik menakut-nakuti anak ini bisa berdampak tidak baik. “Cara menakut-nakuti si buah hati bisa berbalik ke diri Anda. Lebih baik jujur untuk membuat anak patuh, “ tutur Bonnie Maslin, penulis Picking Your Battles. Sediakan waktu Anda lebih banyak bersama anak supaya mengetahui perkembangan psikologis anak secara signifikan.

2.Marah-Marah Tapi Tidak Bertindak
Orangtua sering kali memarahi anaknya kalau mereka nakal. Hanya mengancam, tapi tidak bertindak. Ancaman orang tua membuat anak malah semakin bertingkah. Misalnya, orangtua menyuruh anak berhenti bermain dan pergi tidur. Namun, si kecil masih saja bermain tanpa memedulikan perkataan Anda. Apalagi jika orangtua marah-marah saat menyuruh si kecil, bukannya berhenti bermain, anak akan membawa pergi mainannya untuk menjauh dari ibunya.
Solusi:
Jika anak tidak mau patuh, harus ada konsekuensi yang diberikan. "Walaupun berulang-ulang memarahi anak, hal ini tidak membuat si kecil berhenti bertingkah buruk. Nasihat orangtua akan dianggap sekadar peringatan biasa oleh anak jika orangtua tidak melakukan tindakan apa-apa," ujar Bridget Barnes, penulis Common Sense Parenting for Toddlers and Preschoolers. 
Coba berikan peringatan terlebih dahulu, kalau anak tidak mau patuh, ambil tindakan saat itu juga supaya membuat anak kapok dan tidak mengulanginya lagi. Misalkan dengan memberinya hukuman atau konsekuensi tidak boleh bermain mainan favoritnya selama tiga hari. Setelah tiga hari, baru mainan tersebut boleh dimainkan. Sebaiknya Anda juga konsisten dalam hukuman ini.

3.Terlalu Memanjakan Anak
Tidak sedikit orangtua yang cenderung menuruti apapun keinginan anaknya. Anak dimanjakan dengan fasilitas berlebih atau tidak diberikan konsekuensi ketika berbuat salah. Biasanya, sifat ini dimiliki oleh orangtua laki-laki. 
Solusi:
Anda dan pasangan harus kompak dalam mendisiplin anak. Jangan terlalu memanjakan anak saat berprilaku buruk. "Anda dan suami boleh mempunyai hukuman yang berbeda ketika memberikan konsekuensi atas perbuatan si kecil, tapi hukuman tersebut harus menjadikan anak tidak lagi mengualngi perbuatannya," papar Nancy Schulman, salah satu penulis Practical Wisdom for Parents: Demystifying the Preschool Years. 

4.Memberikan Janji Supaya Anak Menurut
Supaya anak mau menurut, umumnya orangtua memberikan janji-janji kecil kepada si buah hati. Misalnya, ibu menjanjikan akan membelikan cokelat kalau si kecil mau makan sayur. Hal itu terus terulang sehingga membuat anak meminta imbalan cokelat saat disuruh makan sayuran.
Solusi:
Jangan terus menyuapi anak Anda dengan janji membelikan sesuatu ketika menyuruhnya. Para ahli menyarankan kalau Anda jangan memberikan si kecil imbalan berupa makanan atau mainan, tapi coba jelaskan manfaatnya. Misalnya, memberitahukan anak bahwa makan sayuran itu bisa membuat tubuh sehat dan kuat. Atau dengan memujinya saat si buah hati menuruti perintah Anda.


Sumber : http://wolipop.detik.com

Minggu, 04 Maret 2012

Jangan Katakan



Berikut adalah kata-kata yang sebaiknya tidak dilontarkan kepada anak-anak kita:

1) "Pergi sana! Bapak/Ibu mau sendiri!"
Kalimat semacam ini tidak jarang dilontarkan oleh orangtua yang merasa sudah keletihan sehabis pulang kerja. Namun ketika kata-kata ini kerap diucapkan pada anak, si anak akan berpikir bahwa tidak ada gunanya berbicara dengan orangtuanya karena mereka akan selalu diusir. Ucapan ini akan disimpan dalam memori si anak dan nantinya bisa ditiru olehnya ketika sudah dewasa.

2) "Anak saya..."
Ketika orangtua menyebut, "Anak saya itu penakut", si anak akan menelan mentah-mentah sebutan itu tanpa bertanya apa pun. Pelabelan buruk semacam ini pada anak-anak akan melekat dalam benak mereka seumur hidup. Dan pada akhirnya label tersebut perlahan-lahan akan membentuk pribadi si anak sesuai dengan label itu.

3) "Jangan menangis"
Kata-kata ini mirip dengan, "Jangan cengeng" atau "Nangis melulu". Bila anak-anak dilarang untuk menangis, hal ini akan memberi kesan bahwa emosi mereka tidak benar, bahwa tidak baik untuk merasa takut atau sedih. Padahal seorang anak belum mampu mengekspresikan emosinya melalui kata-kata, sehingga mereka hanya bisa menyalurkannya dengan cara menangis.
Mungkin sebaiknya kita sebagai orangtua mengatakan bahwa kita memahami perasaan sedih atau takut yang dialami si anak. Misalnya, "Ibu mengerti kamu takut masuk dalam kolam renang. Ibu janji tidak akan melepaskan kamu, Nak."

4) "Kenapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?"
Jika diperhatikan dengan baik, banyak sekali orangtua yang membanding-bandingkan anaknya entah itu dengan saudara kandung si anak itu sendiri atau juga teman-temannya. Tapi mungkin para orangtua perlu menyadari bahwa setiap anak adalah individu yang berbeda. Mereka tentunya memiliki kepribadian tersendiri. Membandingkan anak dengan orang lain berarti orangtua menginginkan si anak menjadi pribadi yang berbeda.

Penulis : Tim AndrieWongso

Kamis, 02 Februari 2012

#SexEducation

Kata @justsilly tentang #SexEducation  
  • Banyak anak2 mengalami kekerasan seksual, justru oleh orang2 yang berada dalam lingkaran terdekat si anak! :(( 
  • Pembantu, om, kakek, penjaga rumah, tukang rumput, adalah potensial threat yg paling berbahaya buat anak perempuan kita. :'( #SexEducation
  • Hampir semua kekerasan seksual pada anak, dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang tidak sejalan dengan meningkatnya level pendidikan orang. #SexEducation
  • Kalo ada anak yang bertanya kata2 yang tabu: Sperma, ejakulasi, masturbasi dsb, jelaskan dengan baik tanpa harus terlalu detail.. #SexEducation 
  • Tanamkan ke anak: "TIDAK BOLEH terima apapun dari orang yang tidak dikenal, karena tidak semua orang punya niat baik". :'( #SexEducation 
  • Hubungan seksual bisa terjadi antar Saudara. (Insert contoh anak laki usia 13, si perempuan usia 15, dan mereka punya BAYI!) #SexEducation 
  • Sadarilah! Kecanduan pornografi LEBIH merusak dari kecanduan Narkoba.. Karena merusak 5 bagian neurotransmitter di otak. Haduh #SexEducation 
  • Orang tua yang memberikan anak mereka BB diusia dibawah 13 tahun adalah orang tua yang TIDAK bijaksana dan sengaja menjerumuskan anaknya.. #SexEducation 
  • Anak tidak boleh diajarin ngomong alat kelamin dengan sebutan: Bur*ng, t*t*t, m*m*k dsb. Ajarkan kata2 yg benar: P*nis, V*gina, Sp*rma. #pingsan 
  • Katanya, orang tua jaman sekarang, suka mencium bibir anak mereka sejak kecil, padahal itu berbahaya. Ketika mereka akil balik (Cont) 
  • Mereka akan mendapatkan rangsangan yang luar biasa pada bibir, yang terkadang membuat mereka jadi sulit mengendalikan diri.. :(( 
  • Sebelum memberikan BlackBerry pada anak, pastikan anak sudah matang dalam hal #SexEducation + dampak negatif bagi hidupnya. 
  • Anak2 yang tidur sekamar dengan ortu terlalu lama, tidak baik buat perkembangan anak, karena anak bisa terkontaminasi dengan hubungan sex orang tuanya.. 
  • Jangan terlalu yakin bahwa anak2 kita sudah tidur, karena bisa jadi mereka tidak tidur, atau tidak sengaja terbangun dan melihat sesuatu yang belum boleh dia liat 
  • Kalau anak pulang bermain, tanya dia dari mana, main sama siapa, main apa, dan jika dia cerita sesuatu yang "berbahaya" jangan ngegas! 
  • Kenalkan apa itu Menstruasi dan mimpi basah sejak usia dini, supaya ketika mereka mengalami, mereka tidak takut dan malu lagi untuk cerita ke kita 
  • Mengajarkan arti Menstruasi pada anak perempuan sebaiknya diusia 8-9thn, ambil moment Ulang tahun sambil crita tentang mens itu apa, prosesnya gimana 
  • Misal mulai dari: "kamu pernah liat iklan pembalut ga? Nah pembalut itu fungsinya untuk menampung darah mens. Menstruasi itu blablabla (panjang!) 
  • Untuk anak Laki2, ajarkan "Mimpi Basah" sejak usia 9thn, sebaiknya dikenalkan oleh ayahnya. Pergunakan moment ultah, ngedate sama anak, lalu cerita  
  • Ada DO and DON'T yang WAJIB diketahui orang tua dalam memberikan #SexEducation pada anak. Ternyata jadi orang tua ga gampang yah.. 
  • Anak2 sebaiknya sudah dipisahkan tidur dari orangtuanya sejak usia 3thn! Selain demi pendidikan #SexEducation, juga supaya dia mandiri 
  • Jangan segan2 diskusi dengan anak laki2 anda. Tanyakan berapa kali dia masturbasi tanpa mengintimidasi/marah. Tahan emosi anda, ajak diskusi yang sehat 
  • Kalo dia bilang ga pernah, berarti anak anda tidak jujur pada anda! Karena hampir 96% anak pernah melakukan masturbasi. Jangan jadi orang tua yang terlalu naif 
  • Above all, pendidikan budi pekerti, kehangatan keluarga dan yang terpenting ajarkan anak untuk Takut akan Tuhan dan dekat dengan Tuhan. :') 
  • Harusnya anak diajak bicara dari hati ke hati bahwa itu bahasa lain dari hubungan sex, tanpa harus emosi, dan diajarkan untuk tidak menyebutkan kata2 tersebut karena terdengar tidak sopan. Komunikasi yang hangat dalam hal ini sangat penting bt 
  • Jika anak ngomong tentang vagina atau penis, orang tua sering banget langsung motong sambil marah, "Ga boleh ngomong Jorok yah, itu kotor", itu SALAH besar. 
  • Tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu yang "Jorok" dan "Kotor" menempel pada tubuh ciptaannya sendiri.  
  • Organ seks adalah bagian istimewa dari tubuh yang sama indahnya dengan tangan, kaki dan organ2 lainnya.  
  • Ada yang bilang: anak saya udah tau nama v*ginanya mem*k, dan tidak boleh disentuh orang lain. Bener sih, tapi penggunaan kata m*mek tetap aja tidak benar 
  • Ohya, ada anak ditanya alat kelamin kamu apa? Dia jawab: Mr.P and Ms. Cheerful. Aha! Ini indikasi bahwa anak tersebut sudah baca bacaan orgtuanya 
  • Kapan Pendidikan Seks dimulai, bagaimana memulainya? Sebenarnya anak2 sendiri seringkali sudah membuka pintu masuk untuk mulai, tapi kita suka marah.
  • Nonton TV misalnya, "Tiba2 anak tertawa liat ibu menyusui, sambil teriak, "Ih, tetenya gede banget". Kita marah, "Hush, ga boleh ngomong Jorok!!" 
  • Si ibu langsung mindahin channel sambil marahin anak, "Ga boleh ngomong gitu lagi yah, jorok tauk! Ga sopan". Si anak akhirnya diam karena takut..
  • Anak yang tidak terpuaskan rasa ingin tahunya, akan mencari sendiri info tersebut dari teman, orang lain atau Internet, yang justru ga punya filter usia! :(\ 
  • Ketika anak bertanya dengan ragu2 dan suara kecil, sebetulnya dia sudah membuka pintu komunikasi untuk kita menjelaskan tentang  ini. 
  • Kalo ada anak yang nanya: Ma, temenku katanya suka masturbasi, emang apa sih masturbasi? Nah, klo dah gini, anak ga boleh dimarahin! 
  • Jelaskan bahwa masturbasi itu adalah perilaku menggosok2 alat kelamin sendiri dengan jari, tangan atau alat untuk mendapatkan kenikmatan seksual 
  • Tetapi jika ini sering dilakukan, akan mengakibatkan PENYAKIT infeksi kelamin, kemandulan jika terlalu sering, bahkan bisa kena kanker. 
  • Jelaskan juga bahwa kelamin yang seharusnya mendapatkan kenikmatan lewat hubungan seksual, jika sering masturbasi, akan addict lalu kebal dan impoten 
  • Lalu jelaskan pula bahwa Impoten itu adalah ketidakmampuan alat kelamin untuk melakukan fungsinya, sehingga kita jadi tidak bisa punya anak.