Subscribe:

Welcome

Senin, 07 November 2011

MENDIDIK ANAK SEDEKAH SEJAK DINI



Bagaimana caranya supaya anak dapat menyukai amalan bersedekah dan terdorong selalu bersedekah? Berikut adalah beberapa dari banyak hal yang dapat dilakukan:  

Yang pertama, ajarkan sejak dini dengan cara yang disukai anak. Seperti menyediakan kotak infaq di rumah (apalagi bila disediakan dalam bentuk yang lucu) dan biarkan ia merasa tertantang memasukkan koin-koin uang logam dengan jari-jari kecilnya. Lalu perdengarkanlah bagaimana bunyi uang logam ketika menyentuh dasar kotak dan iramakanlah dengan mimik yang lucu, seperti “cluk-cluk-cluk!” Anak pun pasti akan merasa senang.

Kedua, tanamkanlah pada anak bahwa bersedekah adalah hal yang menyenangkan dan diperlukan. Seperti mengatakan kepada anak, “Waah, Bunda sedang nggak  punya uang nih, Nak. Kasih uang sama pengemis dulu, yuk. Insya Allah si Ibu tua itu senang, sehingga kita pun ikut senang meski sedang tak punya uang.” Dengan demikian, anakpun akan belajar bahwa bersedekah akan mendatangkan kebahagiaan pada orang lain dan diri sendiri. Menanamkan bahwa ibadah adalah hal yang menyenangkan juga dapat dilakukan pada amalan yang lain seperti shalat, membaca al-Quran, berjilbab dan lain-lain.

Ketiga, sentuhlah hati anak yang lembut untuk turut merasakan penderitaan orang lain. Seperti ketika ia tengah memakan kue sarapannya, ajaklah ia untuk bersyukur akan kelezatan rasa kue yang tengah disantapnya tersebut. Lalu, ajaklah ia untuk mengetahui bahwa ada anak lain yang tak dapat menyantap kue untuk sarapan dengan mengingatkannya pada anak-anak di pinggir jalan yang suka dilihatnya ketika bepergian. Kemudian, doronglah ia berinfaq mengumpulkan uang untuk anak jalanan dan kaum dhuafa lainnya.

Keempat, berikanlah informasi yang lengkap tentang apa saja yang dapat diinfaq-kan atau disedekahkan pada anak.

Dioalh dari sumber : http://www.facebook.com/notes/yusuf-mansur-network/mendidik-anak-sedekah-sejak-dini/10150431747285210

Selasa, 01 November 2011

Jika anak dibesarkan ....

Jika anak di besarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak di besarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak di besarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak di besarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak di besarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak di besarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak di besarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak di besarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak di besarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak di besarkan dengan penerimaan, ia belajar mencinta
Jika anak di besarkan dengan dukungan, ia belajar menenangi diri
Jika anak di besarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak di besarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawaan
Jika anak di besarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak di besarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak di besarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak di besarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran

Jumat, 22 Juli 2011

Orang Tua VS Ananda

10 PESAN ANAK untuk ORANGTUA
  1. Tangan saya masih kecil. Tolong jangan mengharapkan kesempurnaan setiap kali saya merapikan tempat tidur, menggambar, atau melempar bola. Kaki saya masih pendek. Tolong perlambat agar saya bisa berjalan beriringan dengan Ayah / Bunda.
  2. Mata saya belum melihat dunia seperti yang Ayah/ Bunda lihat. Tolong izinkan kami menjelajahinya secara aman. Jangan memberikan larangan yang tak perlu.
  3. Selalu akan ada saja pekerjaan di dalam rumah tangga. Saya masih kecil untuk waktu yang begitu singkat. Tolong luangkan lebih banyak waktu untuk menjelaskan dunia yang ajaib ini, dan lakukan secara tulus ikhlas.
  4. Perasaan saya masih halus. Tolong sensitif terhadap kebutuhan-kebutuhan kami. Jangan memarahi saya sepanjang hari. Ayah / Bunda pasti tak senang kalau dimarahi karena ingin tahu. Perlakukan saya seperti Ayah / Bunda ingin diperlakukan.
  5. Saya adalah hadiah yang istimewa dari Tuhan. Tolong perlakukan saya sebagai harta berharga, berikan bimbingan untuk semua tindakan saya. Beri saya panduan tentang cara menjalani hidup dan mendisiplin saya dengan cara manis.
  6. Saya memerlukan dorongan dan pujian Ayah/Bunda untuk tumbuh. Tolong jangan cepat mencela. Ingat, Ayah/Bunda dapat mengkritik hal-hal yang saya kerjakan tanpa mencela saya.
  7. Tolong beri saya kebebasan untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut diri saya sendiri. Izinkan saya untuk gagal sehingga saya dapat belajar dari kesalahan-kesalahan saya. Lalu suatu hari, saya akan siap untuk membuat keputusan-keputusan yang dituntut hidup dari saya.
  8. Tolong jangan kerjakan segalanya untuk saya. Kadang, cara ini membuat saya merasa upaya saya tidak sesuai dengan harapan Ayah/Bunda. Saya tahu ini sulit, tapi tolong jangan membandingkan saya dengan saudara perempuan/ laki-laki saya.
  9. Tolong jangan takut untuk pergi berakhir pekan bersama. Anak-anak perlu libur tanpa orangtua, sama seperti orangtua perlu libur tanpa anak-anak. Selain itu, berlibur hanya berdua adalah cara baik untuk menunjukkan kepada kami, anak-anak, bahwa perkawinan Ayah/Bunda sangat istimewa.
  10. Tolong ajak kami beribadah secara teratur, beri contoh yang baik untuk saya teladani.

10 PESAN ORANGTUA untuk ANAK
  1. Bukankah ayah menggendong kamu sedari kamu masih bayi? Tapi baiklah nak, asal kamu ingat memperlambat jalanmu ketika kami telah renta.
  2. Andai kamu melihat apa yang kami lihat, kau akan berharap tetap berada di rahim bundamu. Tapi baiklah nak, asalkan kau dapat menjaga pandanganmu.
  3. Bila waktu di dunia ini tak terbatas, tak ada tempat kami ingin habiskan kecuali bersamamu, nak. Tapi baiklah, asal kau tak bosan menjelaskan apa yang kami lupakan saat kami sudah pikun dan renta.
  4. Justru kami memperlakukan kamu agar kamu tak perlu tahu bagaimana buruknya kami diperlakukan. Tapi baiklah nak, asal kamu tahu bagaimana memperlakukan kami saat kami tak mampu lagi memperlakukan kamu dengan baik.
  5. Bukankah kami sudah berikan segalanya agar kamu menjadi sesuatu yang tak hanya berharga di mata kami, tapi di mata orang lain? Tapi sanggupkah kau berikan segalanya sekedar agar kami tak kesepian di hari tua?
  6. Kami ingat memuji kamu selalu di waktu kecil hanya untuk hal-hal sederhana seperti mengucap huruf dari A sampai Z, berhitung dari satu sampai sepuluh. Namun pernahkah kamu memuji kami untuk hal-hal sederhana seperti mengantarkan kamu ke sekolah, menyiapkan makan malammu, atau menemani kamu tidur di waktu malam?
  7. Kami tak akan mengganggumu mengambil keputusan nak, kami hanya orang tua yang memberimu saran agar tidak bernasib seperti kami di masa depan. Tapi baiklah nak, selama kau tak keluar dari akidah...
  8. Baiklah nak, tetapi jika aku tak boleh melakukan segalanya untukmu, mengapa kau marah dan merajuk ketika tak mendapatkan apa yang kau inginkan ketika kami tak mampu memberikan?
  9. Bagi kami kebahagian kami haruslah menjadi kebahagiaan kamu juga nak, tetapi baiklah kalau kau menganggap kebahagiaanmu harus menjadi milikmu sendiri.
  10. Sudah mampukah kamu mengikuti shalat tahajud ayah, sementara kamu tertidur lelap? Adakah kamu di rumah saat ayah shalat dhuha? Kaulah yang katakan kepada ayah bagaimana harusnya kau mengikuti ayah dalam beribadah? 

Jangan Takut Akan Gelap

Wajar bila anak usia prasekolah takut gelap.Setelah usia 3 tahun, imajinasi anak memang berkembang dan akan mereda dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya umur.

Berikut ini beberapa cara mengatasi anak yang takut gelap atau takut kegelapan :
1. Setelah anak usia 5 tahun ia diharapkan sudah bisa membedakan mana yang khayalan dan mana yang nyata. Bila lewat usia balita, rasa takut anak masih begitu kuat, orang tua perlu membantu anak mengatasi rasa takutnya.

2. Di dalam gelap atau disaat anak berada dalam kegelapan, anak akan membayangkan hal-hal yang menakutkan, semisal hantu, monster, ular naga, bahkan pencuri. Semakin berkembang daya imajinasinya, kian tinggi pula tingkat ketakutannya. Faktor yang ikut memperkuat daya imajinasi anak, diantaranya adalah nonton film, baca buku seram, atau sering ditakut-takuti.  Hal ini akan membuat imajinasi anak berkembang ke arah yang negatif. Untuk Anda yang sering menakut-nakuti anak, mulai sekarang hilangkan kebiasaan itu.

3. Ambil tindakan nyata dalam memahami ketakutan anak yaitu dengan ikut berempati. Ajari anak bagaimana caranya berelaksasi. Entah dengan mendongeng atau malah mengajaknya bermain petak umpet dalam gelap. Saat bermain biasanya anak akan lupa pada imajinasinya yang menyeramkan. Bisa juga karena sudah terbiasa bermain dalam keadaan gelap, anak jadi tidak takut gelap lagi.

4. Anak-anak yang otomatis masih berlajar, lewat permainanpun bisa mengurangi rasa takutnya pada kegelapan. Misalnya, ajak anak bermain dengan bayangan dari benda-benda di sekitar, boneka misalnya. Bisa jadi bayangan boneka itu sangat jelek, anak salah menebaknya, nah setelah dikeluarkan wujud boneka aslinya, anak akan tahu itu bayangan boneka. Bukan sesuatu yang menakutkan seperti yang dia pikirkan.

Yang pasti, jangan pernah menyalahkan anak atau memarahinya apabila ia takut gelap. Bila hal itu dilakukan, yang ada anak akan makin takut. Dengan cara-cara di atas, semoga anak secara perlahan tidak akan takut gelap lagi.

KF-Koran Warga/v/http://seputarduniaanak.blogspot.com

Minggu, 17 Juli 2011

Agar Bayi Mandiri




Berikut beberapa kiat agar bayi bisa mandiri :

Biarkan bayi selama mungkin berada di tempat tidurnya 
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi. Karena itu bila si mungil merengek, bukan berarti dia minta di gendong. Ada banyak kebutuhan lain yang juga dieskspresikan melalui tangisan tersebut. Misalnya, di saat ia lapar, popoknya basah, merasa tak nyaman atau butuh perhatian. Ibu dapat memberinya susu atau makan, mengganti popoknya, merubah posisinya atau mengajaknya bermain, tanpa harus menggendongnya.

Biasakan bayi bermain sendiri
Bila bayi sudah dapat bermain, pastikan ia memiliki mainan atau benda-benda di dekatnya untuk teman bermain. Mengingat daya pemusatan perhatiannya masih pendek, bantulah ia dengan menyediakan 2 atau 3 mainan dalam jangkauannya. Bila ia tampak bosan dan gelisah, sebelum berubah menjadi rengekan, ibu dapat mengganti dengan mainan lainnya.

Sediakan botol yang sesuai
Menginjak usia lima bulan, umumnya bayi telah memiliki kemampuan untuk memegang botolnya sendiri. Untuk itu ibu perlu menyediakan botol plastik yang ringan agar tangan mungilnya kuat menyangga serta tidak mudah pecah. Selain itu juga dilengkapi dengan dot yang tidak mudah tertekuk (bisa dipilih yang terbuat dari silikon) dan regulator. Regulator adalah alat untuk mengatur aliran susu sesuai irama isapan bayi sehingga bayi terhindar dari kemungkinan tersedak.

Latihlah bayi untuk makan sendiri
Mulai usia tujuh bulan, umumnya bayi sudah mampu memegang sendiri makanannya. Mengingat belajar memegang makanan ini merupakan langkah pertama menuju meja makannya sendiri, untuk itu ibu harus melakukannya dengan sabar. Pada tahap awal biarkan makanan yang dipegangnya hanya merupakan tambahan dalam diet bayi. Setelah kemampuannya berkembang, biarkan ia memegang sendok sendiri dan ibu yang mengarahkannya. Pada pertengahan tahun kedua, ia sudah dapat makan di meja makannya sendiri.

Latihlah bayi untuk minum dari cangkirnya sendiri
Melatih bayi untuk minum dari cangkir sendiri sangat berguna agar bayi sedini mungkin menyadari bahwa ada cairan lain selain dari botol maupun payudara. Sehingga untuk proses penyapihan, bayi akan lebih mudah menerimannya.

Biarkan ia belajar menggosok giginya sendiri
Gigi bayi umumnya tumbuh di awal bulan ke tujuh. Pada masa ini sangat bijaksana jika ia mulai diperkenalkan dengan sikat gigi. Carilah satu set sikat gigi yang tepat bagi bayi. Sikat gigi step 1 yang terbuat dari karet, selain berfungsi membersihkan gigi, sikat ini juga dapat dimanfaatkan bayi untuk mengurangi rasa gatal pada gusinya. Sikat gigi ini dilengkapi dengan pengaman sehingga terhindar dari kemungkinan sikat menyodok kedalam. Lalu step 2 dan step 3 yang dirancang sesuai dengan pertumbuhan gigi selanjutnya.

Latihlah ia menggunakan toilet
Latihan ini akan lebih berhasil, bila sudah ada tanda-tanda kesiapan pada si mungil. Antara lain, ia sudah mengetahui tentang sistem pembuangan, ia sudah dapat melepaskan dan memakai baju sendiri, dan ia sudah dapat mengerti dan mengikuti petunjuk. Latihlah ia dengan cara membiarkan ia melihat apa yang Anda lakukan dan buatlah ia merasa bangga akan produk buangan yang dikeluarkannya.

Ketujuh latihan di atas membutuhkan kesabaran penuh dari para ibu. Ibu perlu menyediakan waktu untuk melatihnya dengan penuh kasih sayang. Sehingga latihan yang dilakukan tidak berubah menjadi ajang perang, tetapi menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi ibu maupun bagi si mungil. Repot? Tentu saja. Tetapi bila ini tidak dilakukan, maka kerepotan yang lebih besar akan menunggu. Si mungil Anda akan semakin sulit untuk bisa mandiri.

Sumber :Sweetie VM

Sabtu, 16 Juli 2011

Jangan Memukul Anak

     Berikut 10 alasan mengapa Anda dilarang memukul pantat anak Anda :
  1. Memukul pantat sang anak hanya akan menghentikan sang anak agar tidak berperilaku buruk untuk sementara. Alasan mengapa anak Anda bersikap buruk karena ia tidak mengetahui bagaimana cara mengatasi masalahnya.
  2. Memukul pantat sang anak tidak akan mengajarkannya untuk bertingkah laku baik, tapi hanya akan mengajarkannya untuk tidak tertangkap oleh orangtuanya saat ia melakukan kesalahan. Hal ini akan menjadikan anak bisa melakukan hal memanipulasi.
  3. Sang anak akan lebih mengingat hukuman yang diberikan padanya, bukan mengingat kesalahan apa yang telah ia lakukan. Ia akan menjadi seorang yang penakut, dan bukan menjadi seseorang yang ingin berbuat benar.
  4. Hal ini akan mengajarkan sang anak untuk menyelesaikan segala masalah dengan cara memukul. Seharusnya anak-anak diajarkan untuk menerima, dan menyelesaikan suatu masalah tanpa kekerasan.
  5. Memukul hanya akan mengajarkan anak untuk berprilaku eksternal control atau menyelesaikan masalah dengan hukuman fisik. Hal ini tidak akan mengajarkan anak-anak untuk mengontrol dirinya (internal control) dalam menghadapi sesuatu.
  6. Memukul pantat dapat memberikan pesan campur-aduk untuk anak-anak. Memukul anak yang telah dewasa tidak akan terlalu menjadi masalah, tetapi jangan memukul anak Anda yang masih kecil.
  7. Memukul pantat anak Anda akan menghentikan perkembangan moralnya. Memang memukulnya akan membuatnya berhenti melakukan kesalahan, tetapi ia berhenti melakukan kesalahannya ini karena takut akan menerima hukuman lagi. Bukan karena ia ingin melakukan hal yang benar.
  8. Memukul pantat anak Anda akan menghilangkan rasa empati sang anak. Empati merupakan perasaan peka terhadap orang lain, dan perasaan ialah dasar untuk perkembangan moral. Penelitian menunjukkan, empati seorang anak akan menghilang saat orangtuanya mendidik dan mengontrol anaknya dengan amarah, dan bukan dengan kasih sayang.
  9. Memukul pantat sang anak hanya akan membuka jalannya untuk mengenal dunia kekerasan. Memukul merupakan tindakan agresif, dan Anda hanya akan memperlihatkan pada sang anak bahwa Anda sebagai orangtua, telah bersikap di luar batas.
  10. Memukul pantat sang anak tidak akan mengajarkan sikap yang baik padanya, tetapi mengajarkan bagaimana caranya berteriak, memukul, memanipulasi dan mengontrol seseorang dengan menumbuhkan rasa takut pada seseorang. Hal ini juga berarti, Anda telah gagal mengajarkan disiplin pada anak Anda.

What Is a Mother?



A mother can be almost any size or any age, but she won't admit to anything over thirty. A mother has soft hands and smells good. A mother likes new dresses, music, a clean house, her children's kisses, an automatic washer and Daddy.

A mother doesn't like having her children sick, muddy feet, temper tantrums, loud noise or bad report cards. A mother can read a thermometer (much to the amazement of Daddy) and like magic, can kiss a hurt away.

A mother can bake good cakes and pies but likes to see her children eat vegetables. A mother can stuff a fat baby into a snowsuit in seconds and can kiss sad little faces and make them smile.

A mother is underpaid, has long hours and gets very little rest. She worries too much about her children but she says she doesn't mind at all. And no matter how old her children are, she still likes to think of them as her little babies.

She is the guardian angel of the family, the queen, the tender hand of love. A mother is the best friend anyone ever had. A mother is love.

Rabu, 13 Juli 2011

Trik Jadi Ibu yang Lebih Santai

Menjadi orangtua memang bukan pekerjaan yang mudah. Anda kehilangan waktu untuk beristirahat, waktu untuk bersantai bersama suami, dan tentunya waktu untuk bersosialisasi. Ketika Anda merasa begitu stres dengan pekerjaan di kantor, dan harus menghadapi rumah yang berantakan, wajar jika Anda menjadi murka.

Namun, selalu ada cara untuk meredakan kemurkaan Anda. Anda bisa mencoba menjadi ibu yang lebih rileks saat menghadapi anak-anak. Ibu yang tidak selalu terpancing saat melihat kenakalan mereka, dan betapa pintar mereka membuat rumah Anda kacau-balau. Anda bisa kok, membuat rumah Anda lebih tenang dan menyenangkan. Butuh kerja keras untuk itu, namun beberapa cara berikut bisa menjadi inspirasi bagi Anda.

1. Dalam sehari, berusahalah untuk tertawa bersama anak-anak. Entah dengan menertawakan ulahnya, atau goda mereka dengan ulah Anda yang kekanak-kanakan.

2. Tidurlah semampu Anda. Biasanya, ketika menemani anak tidur siang (atau tidur malam), si ibu jadi ikut tidur. Nikmati saja momen ini, terutama ketika menemaninya tidur malam. Tak apa lah, sesekali membiarkan piring kotor di meja makan.

3. Ketika Anda sedang stres di kantor, dan si bungsu membuat ulah, atau Anda lupa menyiapkan bekalnya, Anda mungkin akan memuntahkan kekesalan Anda pada si sulung. Hal ini tidak adil untuknya. Untuk menghindari kekacauan ini, siapkan semua keperluan anak-anak malam sebelumnya.

4. Manjakan diri Anda. Sesekali, untuk mengobati kekesalan atau kelelahan Anda, temukan guilty pleasure Anda. Entah membaca novel picisan, mendatangi acara sale di mal, atau menyantap cheese cake kegemaran Anda. Ingat, hanya sesekali.

5. Ketika anak membuat ulah, Anda mungkin akan terbiasa mengatakan, "Enggak boleh", atau "Jangan". Coba ubah kata-kata tersebut dengan "Ya". Contohnya, "Ya, nanti kita ke tempat permainan kalau kamu sudah selesai makan", dan bukannya, "Kalau kamu enggak makan, kita enggak berangkat".

6. Seperti saat belajar di sekolah, anak-anak akan menurut jika sesuatu dikatakan berulang-ulang. Misalnya, "Ayo, makannya sambil duduk", atau, "Nontonnya nanti kalau sudah belajar, ya", atau, "Ngomong yang jelas, Ibu enggak ngerti kamu maunya apa".

7. Membuat larangan hanya untuk sesuatu yang memang penting. Anda tidak perlu kesal hanya karena anak memilih kaus warna merah dan celana pendek oranye. Atau, ia memilih tidur dengan kepala pada posisi kaki di tempat tidur. Atau, mengatur cara makannya supaya wajahnya tidak belepotan terkena makanan.

8. Ketika Anda begitu lelah saat mengasuh anak, mungkin Anda akan berpikir, "Nanti kalau dia sudah lebih besar, saya tak perlu lagi menyuapinya." Atau, Anda tak perlu mencuci berlusin popok setiap hari. Namun, percayalah, ketika semua hal itu berlalu (dengan begitu cepat), Anda pasti akan merindukan masa-masa melelahkan tersebut.



sumber website female.kompas.com

Memberikan Pujian Yang Bijak Kepada Anak

Hadiah dan pujian merupakan penghargaan atas perilaku baik yang dilakukan anak.Orangtua sudah selayaknya memberikan pujian kepada anak yang berhasil dalam suatu bidang tertentu.Dengan memuji, orang tua ingin memberitahukan kepada anak bahwa mereka senang dengan kemampuan anak. Pujian yang dinyatakan dengan kata-kata, pelukan dan acungan jempol, bisa menjadi cara ampuh untuk membentuk perilaku yang baik dan memotivasi anak untuk melakukan hal yang baik. Bagi anak, pujian itu penting karena memberi penegasan, apa yang dilakukan berkenan di hati Anda. Namun demikian, perlu diperhatikan caranya agar hasilnya efektif.


Puji anak dengan tulus, artinya jangan memberikan pujian dengan maksud tertentu, misalnya anda memberikan topi, tetapi anak anda tidak suka dengan topi itu, kemudian anda berusaha memuji " pakai dong topinya, kamu pasti tambah ganteng dan gaya kalau pakai topi itu"

Jangan memberi pujian yang terlalu berlebihan, Dikuatirkan apabila berlebihan, anak akan merasa sombong, merasa dirinya paling hebat dan anak akan tergantung pada pujian sehingga dia tidak yakin akan dirinya sendiri sebelum dia mendengar pujian yang diberikan.

Gunakan pujian untuk mengubah perilaku anak, misalnya anak anda sering merajuk. Ketika anak tidak merajuk, beri dia pujian.



Dengan demikian,  tentukan tindakan mana yang memerlukan pujian. Caranya bisa dengan kata-kata, pelukan, senyuman, dan anggukan kepala tanda persetujuan.



Rabu, 30 Maret 2011

Aktivitas yang Menstimulasi Otak Anak Prasekolah

Membaca bersama
Membaca baik untuk memberi waktu berkualitas dengan anak, sekaligus menstimulasi otak anak. Menurut studi, membaca bersama anak bisa membantunya belajar "melek huruf" lebih cepat. Memperkaya kemampuan berbahasa dan diksi, serta memicu diskusi dengan orangtua yang mempercepat pemahaman. Pilihan buku bisa yang bersifat cerita, berhitung, ABC, mencocokkan, dan membagi.

Main pura-pura
Anak pra-sekolah memiliki imajinasi yang besar. Mereka akan sangat suka bermain seakan-akan mereka seorang puteri, pebalet, superhero, dan lainnya. Selain menyenangkan, bermain pura-pura juga bisa mengajak mereka bereksperimen dengan permainan peran.
Permainan imajinatif juga membangun kemampuannya berbahasa, karena hal ini menyangkut berpikir mengenai kata-kata dan mengulangi apa yang mereka dengar.
Jadi, ketika ia mengajak Anda bermain pura-pura, jangan langsung menolaknya.
 
Belajar berteman
Belajar aturan bermain dengan banyak bermain dengan teman akan mendorong kecerdasan sosialnya. Tambahan lagi, berteman juga membantunya melatih kendali diri, berbagi, dan bernegosiasi. Belajar bersosialisasi membuat anak membangun belajar tentang stereotip anak lain. Misal, kesukaan anak yang lebih tua atau anak yang lebih muda, serta perbedaan tingkah anak laki-laki dari anak perempuan.
Anak yang tidak belajar bersosialisasi bisa jadi anak yang sangat pandai dan ber-IQ tinggi, tetapi akan sulit sukses dalam hal kesehatan, tugas sekolah, bahkan pekerjaan.
 
Games dan puzzle
Permainan tradisional zaman dulu, seperti Petak Umpet, Petak Jongkok, dan lainnya membantu anak belajar kemampuan sosial anak. Anak akan belajar mengambil giliran, serta belajar menerima frustasi karena tidak menang. Mengingat aturan juga melatih otot memori. Permaianan fisik membantu mengasah koordinasi motorik anak.
Sementara permainan semacam puzzle memberinya latihan mencari cara lewat permainan nonverbal dan kemampuan bervisual. Stimulasi ini akan melatih otaknya.
 
Belajar bahasa asing
Riset menunjukkan, anak usia ini bisa belajar berbahasa lebih cepat ketimbang saat mereka sudah mencapai usia dewasa. Belajar bahasa asing juga memberinya stimulasi pada area otak yang bertanggung jawab untuk menyimpan, memperkirakan, dan mengucapkan kata-kata.
Bahasa kedua juga membantu mengembangkan kemampuan verbal dan spasial, serta diksi dan kemampuan membaca. Ditambah lagi, ia akan belajar mengenai perbedaan kultural.
 
Kelas khusus usianya
Kelas olahraga untuk anak seusianya bisa membantu membentuk struktur, menciptakan setting sosial, dan membangun kemampuan motorik serta keseimbangan. Serupa dengan itu, musik dan kursus kesenian bisa mendorong kecerdasan artistik atau musikal. Namun, tak ada bukti yang mengatakan bahwa kelas-kelas semacam ini bisa menciptakan anak jenius.
 
Ikut bermain
Ingatlah akan nilai keuntungan dari bermain bebas. Terlibatlah dalam waktu bermain mereka, tetapi jangan memaksakan kendali Anda, karena justru bisa menghilangkan keuntungannya, khususnya dalam membangun kreativitas, kepemimpinan, dan berkelompok.

Ketika anak menjadi sekedar angka

Apa yang kau inginkan dariku, bu?
Lemari penuh piala?
Nilai A atau angka 10
Di rapor yang Maha Sempurna?

Kau ingin aku jadi apa, bu?
Pilot? Dokter? Pengacara?
Tidak bolehkah kelak ku hanya
Jadi orangtua yg baik saja?

Apalagi yang bisa ku beri,bu?
Bila 10 tak lagi memadai
Bila masuk ke sekolah favorit
Jadi syarat 'tuk dicintai?

Tak ada lagi yg bisa ku beri,bu.
Semua usaha dilakukan sudah
Sadarilah bahwa kehidupan itu
Bukan sekedar sekolah

Nilai A tak menjamin sukses, bu
Atau hidup yang bahagia
Tak membuatku jadi Einstein kedua
Atau orang tanpa cela

Aku tak ingin tertekan,bu
Memuaskanmu tak kan bisa
Apakah dulu nenek melakukan
Hal yang sama padamu pula?

Tampaknya kini ku hanya mampu
Menerima bahwa ibuku
Kan slalu ingin aku menjadi
Lebih dari juara satu.

Untuk orangtua yg suka lupa,
Dan meminta lebih dari sempurna,
Tak bisa.

Senin, 21 Maret 2011

Agar Si Kecil Bisa Belajar Bersikap Dengan Baik

 
Bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dengan anak? Dr Severe menyarankan beberapa langkah, antara lain:

Nada positif

Katakan pada si kecil apa yang Anda ingin ia lakukan ketimbang apa yang Anda tak ingin ia lakukan. Misal, "Tolong keringkan air mata kamu," ketimbang, "Jangan cengeng!" atau "Berhenti nangis!" Contoh lainnya, ketimbang mengatakan, "Berhenti mengeluh", katakan, "Mintanya dengan nada sopan, dong." Saat anak Anda mengikuti instruksi Anda, berikan pujian. Ingat untuk memuji sikapnya, bukan anak secara keseluruhan. Jika Anda mengatakan, "Kamu anak yang baik saat kamu main manis sama adik kamu," pesan yang ditangkap anak adalah ia bukan anak baik kalau tidak main manis dengan adiknya. Alih-alih, katakan, "Mama bangga dengan cara kamu berbagi sama adik kamu. Pilihan kamu bagus, Nak."

Rencanakan sikap bagus
Anak-anak perlu tahu ekspektasi yang Anda harapkan darinya sejak dini. Biarkan ia tahu ke mana Anda dan ia akan pergi, apa aturannya, dan apa yang akan terjadi jika ia bersikap baik atau nakal. Jika ia tahu keadaan apa yang akan ia hadapi, ia akan jauh lebih baik dalam mengikuti instruksi Anda.

Jangan lupa untuk membawa tas aktivitas untuk si kecil jika Anda berencana pergi jauh, ke restoran, atau tempat lainnya yang membutuhkan si kecil untuk banyak duduk. Jika Anda membawa mainan atau hal lain yang membuat si kecil sibuk, Anda akan menghindari banyak problem potensial. Menurut dr Severe, barang-barang yang dibawa akan lebih efektif jika barangnya masih baru untuk anak. Jika Anda sempat, berbelanjalah mainan atau buku anak dalam jumlah banyak, dan simpan. Keluarkan satu per satu jika Anda ingin si kecil tenang.

Pesan positif
Anak-anak percaya apa pun yang dikatakan oleh orangtua mereka. Jika Anda mengatakan bahwa si kecil susah belajar mendengarkan, ia akan berlaku seperti itu. Jika Anda katakan bahwa Anda yakin ia bisa belajar mendengarkan dan patuh sama apa kata mama, ia akan berusaha membuktikan Anda benar. Tanamkan ide dalam dirinya bahwa ia bisa melakukan apa yang Anda minta. Mereka akan belajar untuk memenuhi permintaan Anda.

Berikan pujian atas hal-hal bagus yang ia lakukan. Semakin banyak Anda mendorong ia melakukan sikap yang baik, makin ia ingin membuat Anda bangga. Kebanyakan anak ingin melakukan hal-hal yang benar setiap saat. Fokuskan pada hal-hal yang positif dan Anda akan melihat tingkah positif itu lebih sering.

Contohkan

Setiap orangtua pasti ingin anaknya patuh sejak pertama diminta. Tetapi banyak pula orangtua yang mengatakan "Nanti dulu," atau, "Sebentar" atau mendengar si anak bicara tetapi tidak seksama? Jika Anda ingin si kecil menjadi pendengar yang baik, maka contohkan bagaimana menjadi pendengar yang baik. Anda harus mencontohkan hal-hal semacam ini. Sebisa mungkin, setiap kali anak Anda mengajak bicara, berhenti melakukan apa yang sedang Anda lakukan, buat kontak mata dengan si kecil, dan dengarkan sungguh-sungguh apa yang ia katakan. Tak hanya ia akan berlaku sama kepada Anda, hal ini juga akan membangun kepercayaan dirinya, dan membuatnya merasa dihargai.

Putar kembali
Akan membantu untuk Anda belajar mengerti jika Anda memintanya mengatakan kembali apa yang Anda ingin ia lakukan. Contoh, "Kita mau main ke tempat Tante Rina, di sana kamu boleh main di taman belakangnya sama Bella. Tapi, kita cuma setengah jam saja di sana. Kalau Mama panggil kamu untuk pulang, kamu datangi mama, dan kita siap-siap pulang ya? Nah, coba kamu ulangi apa yang mama bilang tadi." Ia akan mencoba mengulang instruksi Anda. Ini akan memastikan si kecil mengerti apa yang diharapkan dari dia.

Harapan yang realistis
Ingat, anak Anda adalah anak-anak. Anak balita atau usia prasekolah butuh banyak waktu Anda untuk diperhatikan. Ingat juga bahwa perubahan akan memakan waktu. Tetap positif dan konsisten dan Anda akan melihat perubahan pada sikap anak.

Belajar untuk berkomunikasi secara efektif dengan si kecil adalah hal krusial untuk meminta si anak melakukan apa yang Anda inginkan. Dengan kesabaran dan praktik, komunikasi Anda akan membaik, begitu pun sikap si anak.

sumber : http://sambilminumteh.blogspot.com

Menstimulasi Otak Anak Prasekolah

Menurut Macias, stimulan otak terbaik bagi anak adalah waktu pribadi dengan orangtuanya. Meski di usia ini adalah waktu anak untuk belajar mandiri, tetapi keterikatan anak-orangtua masih ada. Ditambahkan lagi, pertukaran bahasa dan ide adalah pendorong perkembangan otak yang paling penting bagi anak ketimbang menyuruh si anak beraktivitas yang lain. Aktivitas yang bisa Anda lakukan antara lain;


Membaca bersama
Membaca baik untuk memberi waktu berkualitas dengan anak, sekaligus menstimulasi otak anak. Menurut studi, membaca bersama anak bisa membantunya belajar "melek huruf" lebih cepat. Memperkaya kemampuan berbahasa dan diksi, serta memicu diskusi dengan orangtua yang mempercepat pemahaman. Pilihan buku bisa yang bersifat cerita, berhitung, ABC, mencocokkan, dan membagi.

Main pura-pura
Anak pra-sekolah memiliki imajinasi yang besar. Mereka akan sangat suka bermain seakan-akan mereka seorang puteri, pebalet, superhero, dan lainnya. Selain menyenangkan, bermain pura-pura juga bisa mengajak mereka bereksperimen dengan permainan peran.

Permainan imajinatif juga membangun kemampuannya berbahasa, karena hal ini menyangkut berpikir mengenai kata-kata dan mengulangi apa yang mereka dengar. Jadi, ketika ia mengajak Anda bermain pura-pura, jangan langsung menolaknya.

Belajar berteman
Belajar aturan bermain dengan banyak bermain dengan teman akan mendorong kecerdasan sosialnya. Tambahan lagi, berteman juga membantunya melatih kendali diri, berbagi, dan bernegosiasi. Belajar bersosialisasi membuat anak membangun belajar tentang stereotip anak lain. Misal, kesukaan anak yang lebih tua atau anak yang lebih muda, serta perbedaan tingkah anak laki-laki dari anak perempuan. 

Anak yang tidak belajar bersosialisasi bisa jadi anak yang sangat pandai dan ber-IQ tinggi, tetapi akan sulit sukses dalam hal kesehatan, tugas sekolah, bahkan pekerjaan.

Games dan puzzle
Permainan tradisional zaman dulu, seperti Petak Umpet, Petak Jongkok, dan lainnya membantu anak belajar kemampuan sosial anak. Anak akan belajar mengambil giliran, serta belajar menerima frustasi karena tidak menang. Mengingat aturan juga melatih otot memori. Permaianan fisik membantu mengasah koordinasi motorik anak.

Sementara permainan semacam puzzle memberinya latihan mencari cara lewat permainan nonverbal dan kemampuan bervisual. Stimulasi ini akan melatih otaknya.

Belajar bahasa asing
Riset menunjukkan, anak usia ini bisa belajar berbahasa lebih cepat ketimbang saat mereka sudah mencapai usia dewasa. Belajar bahasa asing juga memberinya stimulasi pada area otak yang bertanggung jawab untuk menyimpan, memperkirakan, dan mengucapkan kata-kata.

Bahasa kedua juga membantu mengembangkan kemampuan verbal dan spasial, serta diksi dan kemampuan membaca. Ditambah lagi, ia akan belajar mengenai perbedaan kultural.

Kelas khusus usianya
Kelas olahraga untuk anak seusianya bisa membantu membentuk struktur, menciptakan setting sosial, dan membangun kemampuan motorik serta keseimbangan. Serupa dengan itu, musik dan kursus kesenian bisa mendorong kecerdasan artistik atau musikal. Namun, tak ada bukti yang mengatakan bahwa kelas-kelas semacam ini bisa menciptakan anak jenius.

Ikut bermain
Ingatlah akan nilai keuntungan dari bermain bebas. Terlibatlah dalam waktu bermain mereka, tetapi jangan memaksakan kendali Anda, karena justru bisa menghilangkan keuntungannya, khususnya dalam membangun kreativitas, kepemimpinan, dan berkelompok.


sumber : http://sambilminumteh.blogspot.com

jika si kecil menggemari kopi

Sesekali menikmati mochaccino tak ada salahnya. Tips jika si kecil menggemari kopi:
  • Jangan membeli kopi secara rutin. Sekali atau dua kali seminggu sudah cukup atau sesering Anda membelikannya es krim. Jangan memberikan minuman ini setelah makan malam karena bisa membuat anak sulit tidur.
  • Jadilah role model yang sehat untuk anak. Bagaimana anak tidak ingin mencicipi kopi bila Anda terus-menerus mengajaknya ke kedai kopi?
  • Berikan pilihan lain yang lebih sehat, seperti jus buah atau susu cokelat yang bisa memberi manfaat kalsium untuk anak.

tips agar anak tak penasaran dengan video porno

Psikolog Andayani memberikan tips agar anak tak penasaran dengan video porno:

  • Beri pemahaman, bukan paksaan. Hindari penggunaan kata 'jangan', apalagi artikulasi yang keras dalam mengungkapkannya. Daripada mengatakan 'Kamu nggak boleh nonton video porno!', lebih baik jelaskan padanya kenapa ia tidak boleh menonton dan dampaknya.
  • Beri pengertian tentang hubungan seksual, namun tidak perlu memberitahu secara detail. Katakan kalau 'Hubungan seksual itu hanya boleh dilakukan oleh sepasang suami & istri yang sah menurut agama dan negara'.
  • Kaitkan dengan pendidikan moral dan agama. Katakan kalau hubungan seksual tanpa ikatan pernikahan itu tidak benar dan akan mendapat dosa. Katakan padanya, 'Tuhan tidak suka orang yang menonton video porno lho...'
  • Beri tahu sebab-akibat apabila perbuatan itu dilakukan. Jelaskan kalau perbuatan itu akan membuat malu dirinya, keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
  • Tanyakan pada anak mengenai pandangan dan pendapatnya. Lihat reaksi anak, apakah anak sudah menangkap maksud pembicaraan atau belum.
  • Perhatikan kegiatan anak selama ia masih berada dalam jangkauan orangtua.
  • Ingatkan ia untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME.

Kondisi Yang Tak Membolehkan Ibu Memberi ASI

Pemberian ASI pada bayi jelas sangat dianjurkan sebab ASI makanan terbaik bayi. Kecuali bila ibu mengalami sakit berat dan mengonsumsi obat-obatan yang dikhawatirkan "mencemari" ASI.

Beberapa penyakit yang mesti dicermati ibu untuk memutuskan menghentikan atau meneruskan pemberian ASI.

Hepatitis B
Bila ibu terkena hepatitis selama hamil, biila hepatitisnya tergolong parah, umumnya tidak dibolehkan memberi ASI karena dikhawatirkan bisa menularkan pada si bayi.

AIDS
Ibu yang positif mengidap AIDS belum tentu bayinya juga positif AIDS. Itu sebabnya ibu yang mengidap AIDS, sama sekali tak boleh memberi ASI pada bayinya karena bisa menularkannya lewat ASI.

Kanker
Kalau semasa menyusui ibu ternyata harus menjalani pengobatan kanker, disarankan menghentikan pemberian ASI. 

Tuberkulosis
Ibu pengidap tuberkulosis aktif tetap boleh menyusui karena kuman penyakit ini tak akan menular lewat ASI. Hanya saja, saran Rudy, agar tak menyebarkan kuman ke bayi selama menyusui, ibu harus menggunakan masker. Tentu saja ibu harus menjalani pengobatan secara tuntas.

Penyakit Jantung
Jika penyakit jantungnya tergolong berat, tak dianjurkan memberi ASI. Menyusui dapat memunculkan kontraksi karena kelenjar tersebut terpacu hingga kerja jantung jadi lebih keras. Akibatnya, bisa timbul gagal jantung.

Gangguan Hormon
Bila ibu menyusui mengalami gangguan hormon dan sedang menjalani pengobatan dengan mengonsumsi obat-obatan hormon, sebaiknya pemberian ASI dihentikan. Dikhawatirkan obat yang menekan kelenjar tiroid ini akan masuk ke ASI lalu membuat kelenjar tiroid bayi jadi terganggu.


sumber : http://sambilminumteh.blogspot.com

Jadi Sahabat Anak, Yuk!

Waktu yang terbatas bukan berarti Kita jadi jauh dengan anak. Cobalah manfaatkan waktu yang terbatas menjadi berkualitas. Kita dapat memulai dengan menjadi sahabat mereka. Bagaimana caranya?

# Jadilah teman curahan hati (curhat). Banyak anak yang malas cerita ke orang tua karena takut dicermahi. Oleh sebab itu, mereka lebih suka curhat ke teman sebaya. Nah, disini orangtua sebaiknya memosisikan diri sebagai sahabat. Caranya, dengarkan apa yang anak ceritakan. Jika mereka butuh pendpat, berikan saran yang positif tanpa ada nada menyuruh atau memaksa.

# Berikan kepercayaan pada anak. Ketika anak ingin pergi bersama teman-teman, banyak orangtua yang langsung marah-marah melarang. Akhirnya, anak pun tumbuh menjadi pribadi pembangkang. Semakin dilarang, semakin berani. Oleh sebab itu, cobalah memberi anak kepercayaan ketika akan bermain bersama teman-temannya. Agar aman, Anda bisa bertanya baik-baik mau main di mana dan dengan siapa.

# Kenali teman-teman anak. Memberi kepercayaan begitu saja kepada anak memang sulit. Namun, anda bisa memulai dengan berkawan dengan teman-temannya. Caranya, sesekali undang mereka sekadar makan di rumah. Lalu, jadilah orangtua yang gaul dan tak kaku. Jika sudah akrab, Anda pun bisa menitip anak dengan tenang.

Kuno dan kaku adalah tipikal orangtua yang kurang disukai anak. Namun, bukan berarti Anda lantas menjadi orangtua yang bebas membiarkan anak bermain. Salah satu solusi terbaik, jadilah sahabat anak yang nyambung ketika diajak ngobrol, asyik, dan tentunya pengertian. [Ino/Kompas]

Minggu, 13 Februari 2011

Salah, Kok Enggak Mau Ngaku Sih, Nak?

ANAK sering kali tidak mau mengakui kesalahan, ketika berbuat salah. Menghadapi kondisi seperti itu, tentu Moms ingin mengakui bagaimana cara membuat anak mengakui kesalahannya.

Orangtua Sebaiknya

Bersikap tenang, karena mengonfrontasi anak dengan cara "menyerang" dirinya atau dengan marah-marah, tidak akan menyelesaikan masalah. Anak akan semakin mempertahankan dirinya, bisa dengan mengatakan atau mengarang cerita kebohongan lainnya lagi.

Katakan dan yakinkan kepada anak bahwa penting untuk mengatakan atau mengakui kesalahan sehingga orangtua dapat membantu untuk menyelesaikan masalahnya.

Buat suasana senyaman mungkin agar anak mau mengatakan yang sejujurnya. Supaya anak mau mengakui kesalahannya, jangan membuat anak merasa "terpojok" dengan tuduhan kita. Sebagai contoh, anak menjatuhkan vas bunga tapi tidak mengakui kesalahannya.

Sebaiknya orangtua jangan katakan, "Lihat apa yang kamu lakukan, kamu menjatuhkan vas ini sampai pecah kan?!!". lebih baik orangtua mengatakan, "Apa yang terjadi dengan vas bunga ini? Bagaimana sampai pecah begini?".

Agar Anak Terbiasa Berkata Jujur

Untuk membentuk perilaku anak supaya terbiasa mengakui kesalahannya sendiri, perlu diterapkan kebiasaan ini sejak anak berusia dini. Beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua:

Hubungan yang dekat dengan anak menjadi hal yang penting. Saling berbagi cerita tentang apa yang terjadi ketika orangtua dan anak tidak bersama (misalnya orangtua bekerja dan anak sekolah), membantu membiasakan anak menceritakan dengan sebenarnya (positif atau negatif) apa yang mereka alami.

Hargai setiap kejujuran anak, apalagi jika situasinya sebenarnya sangat sulit untuk mengatakan demikian.
Untuk membentuk kebiasaan, orangtua harus terus menerus mengingatkan dan bersikap konsisten karena anak perlu diingatkan berulang kali, mengingat mereka masih dalam tahap perkembangan dan pembentukan perilaku.

Sebagai orangtua kita juga perlu menjadi contoh. Kita tidak harus selalu menunjukkan pada anak kalau kita "sempurna" tanpa pernah berbuat salah. Ceritakan pada mereka kesalahan dan "pelajaran" apa yang Moms dapatkan. Jika memang kita berbuat salah pada anak, akui dan minta maaf pada mereka dan sertai dengan penjelasan.
 
sumber : www.okezone.com

Jumat, 04 Februari 2011

Tips untuk ananda mengasuh/membesarkan/mendidik permata hati

Ada 5 area yg harus kita perhatikan dlm membesarkan anak kita

1. Mengajarkan anak2 ttg Arti Disiplin
2. Membiasakan mereka u/ mengucapkan "Terima Kasih"
3. Mengajarkan mereka u/ selalu mengucapkan kata "Tolong" saat meminta sesuatu
4. Mengajarkan mereka u/ Sopan
5. Mengajarkan mereka u/ Percaya Diri

Fase2 dlm mendidik anak
0-5 th fase Dicipline
6-12 th fase Training, orang tua  harus lebih banyak memberikan contoh
13-18 th fase Coaching
19 keatas, fase Friendship, parents acting as  friends of kids
Jangan memutarbalikkan fase2 tsb, contohnya fase Friendship dilakukan wkt anak2 kecil, akan menimbulkan disrespectful ke anak. Sebaliknya jgn terlalu dini mengirim anak ke luar negeri krn kita akan kehilangan fase Coaching.   
Bagaimana caranya:
1. Bawakan Perintah Agama & Larangan2nya
2. Ajak anak Berdoa bersama.
3. Berikan Contoh tindakan yg baik pada anak lebih banyak kelakuan sehari2 dulu daripada lewat kata-kata.
4. Beri anak Pujian jika berbuat baik. Anak butuh dorongan 2x lipat dibanding teguran.
5. Gunakan Hati dan Tangan kita u/ berdoa u/ anak2 kita....O:)

Hindari Kalimat-kalimat ini Saat Bicara dengan Anak

Ada saat-saat tertentu ketika orangtua merasa tak sabaran menghadapi anaknya. Marah dan frustasi kadang memicu ucapan yang tak diperhitungkan dengan seksama. Awalnya kita pikir kata-kata itu akan menghilang begitu saja dan tak berpengaruh pada anak, toh, orangtua dari kita sendiri mengucap kata-kata itu ke kita. Jangan salah, ada kata-kata yang seringkali memiliki dampak besar pada emosi dan psikologis anak. Ada beberapa kalimat yang sebaiknya dihindari saat berbicara dengan anak. Apa saja?


"Kamu seharusnya malu sama diri sendiri"
Kata "malu" adalah emosi yang destruktif dan seringkali memicu rasa bersalah yang sangat mendalam. Meski setiap anak bertingkah nakal, amat penting bagi mereka untuk mengerti mengapa tingkah mereka itu salah dan ia harus paham bahwa adalah hal yang wajar bagi setiap manusia untuk melakukan kesalahan, dan yang terpenting adalah kita semua belajar dari kesalahan itu. 


"Karena Mama bilang begitu!"
Anak-anak merespon pada aturan saat mereka melihat alasan di baliknya. Habiskan beberapa detik untuk membantu mereka mengerti mengapa, agar mereka bisa melihat Anda sebagai figur otoritas yang pantas untuk dihormati ketimbang sebagai diktator. 


"Mama enggak peduli kamu mau apa!"
Kadang, saat ada lebih dari 1 anak yang harus Anda puaskan, sulit untuk bisa memberikan mereka semua apa yang mereka mau. Kadang, saat mereka merengek di saat bersamaan karena meminta hal-hal yang berbeda, tanpa sadar, banyak orang mengatakan kata-kata semacam ini kepada anaknya. Namun, hal ini bisa membekas di pikiran anak-anak, karena mereka akan berpikir bahwa Anda tak peduli pada kebutuhannya, dan imbasnya mereka bisa tidak menghormati Anda. Ingat, menghadapi emosi mereka tidak berarti menyerah dan memenuhi permintaan mereka. 


"Tante minta ciumnya, dong!"
Anda tidak akan mau mencium orang lain secara otomatis saat ada yang bilang mereka minta cium Anda, kan? Begitu pun anak-anak. Hormati wilayah personal mereka dan beri kontrol mengenai siapa yang boleh mendapat afeksi mereka. 



"Kenapa kamu enggak bisa kayak..."
Membandingkan anak dengan anak lain, entah itu saudara kandungnya atau teman sekolahnya sama artinya Anda menanamkan bibit kerusakan di dalamnya. Merasa lemah dan tidak baik bisa memicu anak yang akan "meledak" di suatu waktu dan pertikaian di antara saudara. Ketimbang membuat mereka merasa rendah diri dibanding kelebihan orang lain, pujilah ia akan hal-hal baik yang ia bisa, tawarkan bantuan di area yang mereka kurang kuasai. 


"Tunggu sampai Papa/Mama pulang nanti!"
Tak hanya hal ini akan memberi kesan bahwa yang mengatakan hal itu adalah orangtua yang takut kepada anaknya, tetapi juga menunjukkan bahwa Anda tidak punya kontrol terhadap situasi. Mengatakan hal ini berarti menyepelekan otoritas Anda dan pada akhirnya membuat si anak berpikir dan bertanya kepada diri sendiri, mengapa mereka mendengar Anda sejak awal?


"Kamu yang paling hebat!"
Ironis memang, tidak semua kata-kata positif itu berdampak positif. Tentu anak Anda adalah yang terbaik, tetapi terlalu banyak pujian tidak spesifik akan membuatnya jadi tidak berarti. Buatlah pujian yang spesifik. 


"Enggak usah takut. Enggak kenapa-kenapa, kok!"
Kemampuan seorang anak untuk merasa aman dan mengkomunikasikan perasaannya adalah hal yang sangat penting bagi pertumbuhannya. Meski Anda pikir ini adalah sikap manis dan baik, tetapi sebenarnya kata-kata seperti ini mengimplikasikan bahwa emosi mereka tidak benar. Dengarkan dan hadapi ketakutan mereka ketimbang meremehkan dan membuat mereka mengacuhkan perasaan mereka. 


"Kamu nakal sekali!"
Adalah hal yang sangat buruk untuk melabeli anak dengan "nakal/badung/bandel", karena mereka akan berpikir itu adalah jati diri mereka dan berusaha untuk membenarkan Anda. Coba tunjukkan ketidaksukaan Anda akan sikap yang tak baik, jangan anaknya. 


"Cepetan, dong! Mama tinggal, Ya!"
Menanamkan isu bahwa Anda akan meninggalkannya bukan hal yang disarankan. Anak tak tahu apakah Anda benar-benar akan meninggalkannya atau tidak. Meski sebenarnya Anda hanya bercanda atau menakut-nakuti, alias ancaman kosong. Bersabarlah menunggunya dan sadari anak-anak amat mudah teralihkan pikirannya, dan cari cara lain untuk mempercepat persiapannya beranjak.

Sudah Siapkah Anak Sekolah ?

Sekolah menuntut kesiapan mental lho...

Banyak orang tua yg dibuat bingung, kapan ya anak musti mulai sekolah. Nah, sekolah yg saya maksud di sini adalah mulai dari playgroup/kelompok bermain..

Kalau buat saya (ini saya sendiri lho ya, jadi bisa aja gak sama buat yg lain), anak-anak baru akan saya sekolahkan umur 4 - 5 th, langsung masuk TK, bisa TK selama 1 th atau 2 th.

Tapi, ada beberapa ortu yg menilai, anak perlu juga masuk mulai dari playgroup. OK! Masing-masing ortu beda-beda pertimbangannya, gak bisa ditarik satu garis lurus yg saklek.

Selain itu masing-masing anak juga berbeda. Ada anak yang sudah siap sekolah sejak dini dan terus saja merengek minta sekolah, tapi ada juga anak yang butuh waktu lama untuk siap masuk sekolah.

Saya aja jaman dulu kecil-kecilnya pernah masuk Playgroup bareng adik saya, padahal ibu saya adalah FTM, ibu rumah tangga biasa. Tapi giliran anak sendiri saya gak mau, saya gak mau masukin anak saya sekolah lebih dini. Anak saya mulai masuk sekolah ya TK., itupun minimal umurnya 4 th..hehehe...

Buat saya kesiapan anak untuk masuk sekolah penting banget..

Pertama, kesadaran anak untuk mau sekolah tentu harus dari dirinya sendiri, karena anaklah yg akan menjalaninya, jadi dia harus mau dan mampu menanggung konsekwensinya, supaya tidak ada kasus anak mogok sekolah, males bangun pagi, dsb

Masa sekolah itu adalah masa yang sangat panjang, bayangkan berapa tahun anak harus sekolah nantinya? Nah selama masa sekolah yang nantinya panjang itu tentu ada saatnya anak akan mengalami kejenuhan, bayangkan jika sejak dini anak-anak yg mustinya "tugas psikologis dan perkembangannya" hanya bermain itu sudah "dituntut" untuk sekolah, duduk manis dan diam mendengarkan guru berbicara atau mendengarkan instruksi guru.

Sementara anak-anak usia dini kebutuhan perkembangannya masih ingin bebas bermain dan berlari kesana kemari, mengeksplor apapun yg ditemui dan dihadapinya. Mampukah "sekolah dini" memfasilitasi kebutuhan perkembangan anak itu?

Kedua, sudah siapkah anak secara mental emosional, untuk sekolah?
coba kita jawab pertanyaan-pertanyaan simpel berikut :
sanggupkah anak bangun pagi?
sanggupkah anak beradaptasi dg situasi baru tanpa ortu, hanya dg guru/asistennya ?
sanggupkah anak berada di lingkungan baru selama beberapa jam ?
sanggupkah anak menerima instruksi guru ?
sanggupkah anak mengerti apa yg diinstruksikan oleh guru ?
sanggupkah anak melakukan apa yg diinstruksikan oleh guru ?
sanggupkah anak melakukan "tugas" dari guru? seperti jika guru memberi instruksi untuk memberi warna, menggunting,  menempel, menulis, dsb ?
sanggupkah anak maju ke depan kelas, bercerita, bertanya pada guru, dsb?
sanggupkah anak melakukan beberapa hal secara mandiri, seperti makan sendiri, pergi ke kamar mandi sendiri, menyimpan mainan atau peralatan ke tempatnya, dsb?
sanggupkah anak menyimpan dan memasukkan peralatannya sendiri ke dalam tas tanpa bantuan?
sanggupkah anak melakukan aktifitas-aktifitas fisik yg menuntut kemampuan motorik kasar seperti berlari, menaiki tangga, menendang /melempar bola, dsb?
sanggupkah anak menghadapi teman-temannya ?
sanggupkah anak berkenalan ?
sanggupkah anak mendekati teman dan mengajaknya main bersama?
sanggupkah anak berbagi mainan bersama temannya?
sanggupkah anak bermain bersama teman-temannya secara baik dan fair ?
sanggupkah anak menghadapi persaingan ?
sanggupkah anak menghadapi pertengkaran antar teman?
sanggupkah anak menghadapi teman yg kasar ? agresif ? suka merebut mainan ? suka mengejek teman ? dsb
Pertanyaan-pertanyaan di atas perlu dijawab ortu utk melihat seberapa jauhkan dan seberapa siapkah anak sekolah?

Hal-hal yg sudah disebutkan itu hanya beberapa hal yg akan dihadapi anak kelak di sekolahnya.
Anak-anak yg belum siap mental utk bersekolah, nantinya akan bermasalah di sekolah. Entah berdampak langsung pada saat itu juga misalnya mogok sekolah, sekolah tapi ogah-ogahan, takut/trauma sekolah, atau selalu minta ditemani di sekolah, sekolah tapi menjerit-jerit karena tidak mau masuk kelas, sekolah tapi mondar mandir di kelas, tidak konsentrasi, dsb, atau berdampak di kemudian hari, entah anak nantinya jd pendiam, pemalu, penakut, malas belajar, sulit konsentrasi, suka mengganggu teman, suka membolos, dsb.

Anak-anak yg belum siap juga nantinya akan merepotkan ortu toh? Misalnya harus ditunggui, bahkan sampai ke kelas, ditemenin belajar di sekolah sepanjang waktu?....hm....*mikir-mikir*

Jika ortu mampu memberikan stimulasi yg baik di rumah, misalnya
mengenalkan konsep bentuk (segitiga, kotak, bulat, dst), konsep warna (merah, kuning, ijo, dst),
konsep berhitung (pengenalan konsep jumlah seperti jumlah barang ada 1, 2, 3, dst),
menulis (memegang pensil, mencoret kertas, membentuk huruf/angka) ,
menggambar, mewarnai, dsb dengan cara-cara yg asyik dan fun, sambil bermain, ketika sedang makan, ketika sedang jalan-jalan, ketika sedang bermain, ketika sedang membaca bersama, tanpa pemaksaan, tentu akan lebih bagus lagi. Jada anak "sekolah" dg suasana yg lebih asyik di rumah, gak harus masuk playgroup.

Karena toh yg diajarkan di playgroup untuk menstimulasi anak juga. Jadi? Kenapa bukan ortunya saja yg berusaha menstimulasi semaksimal mungkin. Belikan mainan-mainan edukatif (stacking ring, shape shorter, dsb), buku-buku permainan utk balita yg bisa diterapkan bersama anak, buku-buku cerita untuk story telling, dsb. Toh investasinya sama dg kalo kita masukkan ke playgroup (mungkin lebih hemat sedikit dan uangnya bisa buat tambahan investasi sekolah atau kuliah anak di masa depan kan ?)

Tinggal kita bikin aja kurikulum dan susun target sendiri kalo menginginkan, disesuaikan dg kemampuan yg udah dicapai anak. Masing-masing ortu tentu lebih tahu kan kemampuan anaknya.

Jangan lupa, jangan cuma membelikan dan kemudian diberikan begitu saja ke anak, karena gak akan bermanfaat apa-apa, kecuali ortu mau main bersama anak dan "belajar" bersama anak hehehe. (untuk ini mungkin banyak ortu yg lebih pintar dari saya ya)

Lantas bagaimana dengan sosialisasinya? Sosialisasi juga ada masanya kog, sedari kecil anak mungkin hanya berinteraksi dengan orang dewasa atau orang yg dikenalnya, seiring dg waktu ditambah kesiapan mental dan pertambahan umur dan kematangan berpikirnya, anak juga akan belajar bersosialisasi dengan teman sebaya.

Sosialisasi gak mudah lho, gak semudah yg kita pikirkan, jadi perlu kesiapan mental juga. Bagaimana berhadapan dg teman, bagaimana berkenalan dan bertegur sapa dg teman, bagimana bermain bersama teman, bagaimana berbagi mainan dg teman, dsb, semua itu tentu butuh proses dan proses belajar yg tidak sebentar.

Yah biar bagaimanapun, masing-masing ortu mungkin beda pertimbangan dan kebijakan untuk menyekolahkan anak, semua kembali dari sisi anak dan ortunya juga.

by: Maya Siswadi / Maya Mai Farnomisa

Tips : Merawat Gigi Bayi Pada Usia 0-24 Bulan

Cara merawat mulut bayi pada saat usia 0 �" 6 bulan:
1. Bersihkan gusi bayi anda dengan kain lembab, setidaknya dua kali sehari
2. Selesai menyusui, ingatlah untuk membersihkan mulut bayi dengan kain lembab
3. Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau sesuatu yang manis.

Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 7-12 bulan:
1. Tanyakan dokter anak atau dokter gigi anda apakah bayi anda mendapat cukup fluor
2. Ingatlah untuk membersihkan mulut bayi anda dengan kain lembab ( tidak basah sekali), sehabis menyusui.
3. Berikan air putih bila bayi anda ingin minum diluar jadwal minum susu
4. Saat gigi mulai tumbuh, mulailah membersihkannya dengan menggunakan kain lembab. Bersihkan setiap permukaan gigi dan batas antara gigi dengan gusi secara seksama, karena makanan seringkali tertinggal di permukaan itu.
5. Saat gigi geraham bayi mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi yang kecil dengan permukaan lembut dan dari bahan nilon.
6. Jangan gunakan pasta gigi dan ingat untuk selalu membasahi sikat gigi dengan air.
7. Periksakan gigi anak anda ke dokter gigi, setelah 6 bulan sejak gigi pertama tumbuh, atau saat usia anak setahun.

Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 13-24 bulan:
1. Mulailah perkenalkan pasta gigi berfluoride
2. Pergunakan pasta gigi seukuran sebutir kacang hijau.
3. Sikat gigi anak setidaknya dua kali sehari (sehabis sarapan dan sebelum tidur di malam hari)
4. Gunakan sikat gigi yang lembut dari bahan nilon.
5. Ganti sikat gigi tiap tiga bulan atau bila bulu-bulu sikat sudah rusak.
6. Jadilah teladan dengan mempraktekkan kebiasaan menjaga kesehatan mulut dan lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
7. Biasakan anak untuk memakan makanan ringan yang sehat, seperti buah segar dan sayuran segar.
8. Hindari makanan ringan yang mengandung gula.

Oleh Drg.Yerika & Drg. Marshinta

Tips : Mengatasi Genitnya Anak di Facebook

Media jejaring sosial, terutama Facebook, semakin akrab dengan segala kalangan, termasuk anak dan remaja. Coba simak saja ungkapan perasaan atau kata-kata yang ditulisakan oleh anak, keponakan, atau adik remaja Anda di Facebook. Anda akan menemukan dunia anak dan remaja yang begitu "genit" dan kadang tak pernah Anda kira sebelumnya. Orangtua perlu lebih bijak menanggapi kondisi ini, agar mampu menguasai diri dari rasa cemas dan khawatir berlebihan. 


Tak salah jika dikatakan, Facebook di Indonesia menjadi fenomena. Data menunjukkan, Indonesia menjadi negara penyumbang akun Facebook ketiga terbesar, setelah AS dan Inggris. Peringkat ini meningkat tajam, karena pada 2009 lalu Indonesia masih berada di peringkat tujuh di dunia. Laporan Kontan menuliskan, Agustus 2010 lalu akun Facebook di Indonesia berjumlah 26 juta. 


Bagaimanapun, jangan dulu memandang negatif genitnya Facebook yang sukses mengambil hati anak Anda. Jejaring sosial tetap ada positifnya. Meski banyak orangtua yang mulai resah karena mendapati anaknya mulai berkencan melalui Facebook.
Kuncinya, orangtua tetap perlu bijaksana dan tidak mudah terlalu curiga atau mencemaskan anak-anaknya. Ini karena rasanya hampir mustahil bagi orangtua melarang anak mengakses Facebook..


"Manfaat Facebook sebenarnya cukup banyak bila digunakan untuk hal positif. Kata kunci untuk mengendalikan anak-anak adalah dengan mengalihkan perhatian mereka," papar Rienny Hassan, pengasuh rubrik psikologi Tabloid Novaseperti dikutip Warta Klub Nova.


Mengapa demam Facebook menjadi fenomena kalangan anak dan remaja?
Rienny menjelaskan, anak usia praremaja dan remaja punya kebutuhan besar untuk mengidentifikasikan diri dengan segala hal yang lekat dengan atribut "keremajaan". "Yang teman-temannya lakukan, terasa wajib ia lakukan pula," tambahnya.


Facebook menjadi wadah berekspresi yang digemari anak pemalu. Mereka mendapatkan kompensasi luar biasa dari kontak sosial di dunia maya, karena tanpa bertatap muka, obrolan bisa mengalir lancar. Efeknya, kata Rienny, "cinta maya" mudah sekali bersemi dan menjadi prioritas utama. Kisah cinta di dunia maya ini menggeser kesenangan lain yang lebih sehat dan mendewasakan dalam konteks dunia nyata.


Orangtua menjadi teladan nyata
Menurut Rienny, fenomena Facebook berakar dari pencarian jati diri, di tempat yang salah, pada waktu yang salah, pada orang yang salah. Orangtua perlu menjadi teladan bagi anak agar anak punya keinginan dan aspirasi. 


Anak perlu ditanamkan kematangan perilaku untuk lebih menghargai dan peduli pada kenyamanan orang lain. Dengan begitu anak mampu berhenti sejenak memikirkan diri sendiri dan punya keinginan menyenangkan hati orangtua atau orang lain di sekitarnya.
Tanpa kematangan seperti ini, egoisme anak akan tumbuh subur. Dampaknya, anak akan cuek, tetap mempertahankan perilaku dan kebiasaan yang membuat orangtua atau orang lain di sekitarnya tak nyaman. 


Rienny menjelaskan, untuk mencetak anak dengan kematangan sikap, orangtua perlu meneladani kejujuran, integritas dalam menjalani hidup, yang merupakan pola ideal untuk diadopsi anak nantinya.
Dengan mengadopsi pola ideal ini, anak mampu menjalani hidup dengan keputusan bertanggung-jawab, termasuk membagi waktu untuk hal yang bermanfaat bagi dirinya. 
Rasanya jika anak memiliki perilaku seperti ini, meski candu Facebook tak bisa dihindari, anak masih bisa membatasi dirinya.


Bicara dengan bahasa anak dan ciptakan hubungan nyata Rienny mengatakan, orangtua akan tetap bijaksana dan tidak "parno" atau mudah curiga dan cemas tanpa alasan jelas, bila orangtua rajin meng-update diri dengan kemajuan teknologi.


"Orangtua perlu tahu apa itu internet, apa yang terjadi di warnet, apa rasanya ber-Facebook-an, sehingga kesenangan dan kenikmatan yang melanda anak, bisa dihayati pula," katanya. 


Orangtua juga perlu menggunakan bahasa yang sama dengan anak tentang suatu hal. Cara ini akan membuat anak merasa dipercaya sehingga punya tanggung jawab untuk memelihara kepercayaan dari orangtuanya.


"Berikan juga peluang kepada anak untuk merasakan dan kemudian meyakini bahwa individu punya kebutuhan dasar untuk connected. Terhubung secara nyata dengan individu lain, melalui kontak mata, sentuhan, pelukan, dan belaian kasih dari orang yang menyayanginya," jelas Rienny. 


Kesempatan berkomunikasi dan berhubungan langsung dengan anak ini perlu diciptakan orangtua agar anak tak semakin terbenam dalam dunia maya yang hanya menawarkan sentuhan semu dan bukan hubungan yang nyata.

Kamis, 03 Februari 2011

Tips : Merawat Gigi Bayi Pada Usia 0-24 Bulan

Cara merawat mulut bayi pada saat usia 0 �" 6 bulan:
  1. Bersihkan gusi bayi anda dengan kain lembab, setidaknya dua kali sehari
  2. Selesai menyusui, ingatlah untuk membersihkan mulut bayi dengan kain lembab
  3. Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau sesuatu yang manis.

Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 7-12 bulan:

  1. Tanyakan dokter anak atau dokter gigi anda apakah bayi anda mendapat cukup fluor
  2. Ingatlah untuk membersihkan mulut bayi anda dengan kain lembab ( tidak basah sekali), sehabis menyusui.
  3. Berikan air putih bila bayi anda ingin minum diluar jadwal minum susu
  4. Saat gigi mulai tumbuh, mulailah membersihkannya dengan menggunakan kain lembab. Bersihkan setiap permukaan gigi dan batas antara gigi dengan gusi secara seksama, karena makanan seringkali tertinggal di permukaan itu.
  5. Saat gigi geraham bayi mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi yang kecil dengan permukaan lembut dan dari bahan nilon.
  6. Jangan gunakan pasta gigi dan ingat untuk selalu membasahi sikat gigi dengan air.
  7. Periksakan gigi anak anda ke dokter gigi, setelah 6 bulan sejak gigi pertama tumbuh, atau saat usia anak setahun.

Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 13-24 bulan:

  1. Mulailah perkenalkan pasta gigi berfluoride
  2. Pergunakan pasta gigi seukuran sebutir kacang hijau.
  3. Sikat gigi anak setidaknya dua kali sehari (sehabis sarapan dan sebelum tidur di malam hari)
  4. Gunakan sikat gigi yang lembut dari bahan nilon.
  5. Ganti sikat gigi tiap tiga bulan atau bila bulu-bulu sikat sudah rusak.
  6. Jadilah teladan dengan mempraktekkan kebiasaan menjaga kesehatan mulut dan lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
  7. Biasakan anak untuk memakan makanan ringan yang sehat, seperti buah segar dan sayuran segar.
  8. Hindari makanan ringan yang mengandung gula.

Oleh Drg.Yerika & Drg. Marshinta

TIPS Membuat Anak Tangguh di Era Digital:

Hadirkan Allah/Tuhan di dalam diri anak. 
Ajarkan untuk selalu ingat Allah, taat kepadaNYA dari kecil.
Hindari: Jangan sampai kamu hamil ya, Bikin malu keluarga! Bapak / Ibu malu!!!---> Salah Besar. Ajarkan bahwa, dimanapun dia berada, Allah tau apa yang dia perbuat!
Perbaiki pola pengasuhan/parenting. Libatkan kedua-belah pihak. Jangan jadi ortu yang abai bin pin
Validasi anak : penerimaan, pengakuan dan Pujian. Jangan jadikan anak anda, anak yang BLASTED! Boringg --> Lazzy --> Stressed!!
Mandiri & Bertanggung jawab kepada ALLAH, diri sendiri, keluarga & masyarakat.
Memberikan fasilitas pada anak harus dengan landasan dan persyaratan agama yang jelas
Mempunyai MODEL yang baik dan benar

KOMIK
Cek bacaan anak. Baca dulu sebelum membeli.
Secara Berkala periksa meja belajar/lemari/ kolong tempat tidur.
Notes: JANGAN SAMPAI KETAHUAN ANAK!!
Kenalkan anak pada berbagai jenis bacaan. Diskusikan bacaan dengan anak.

GAMES
Perhatikan letak computer/media video games di rumah.
Perhatikan jarak antara mata anak/ruang cukup pencahayaan, layar tidak terlalu terang.
Pilihkan meja & kursi yang ergonomis. Buat kesepakatan dengan anak tentang: Berapa dalam seminggu. Kapan waktu yang tepat ... Games apa yg boleh dimainkan. Sanksi apa yang diberlakukan, jika melanggar. Dampingi anak dalam membeli games dan cek selalu rating Games dalam kemasan games.

Banyak video games ber-rating AO (Adult Only) atau M (mature) yang dibajak dengan rating ESRB (Entertainment Software Rating Board, sebuah lembaga pemberi rating untuk games hiburan) diubah menjadi Teen, seperti GTA San Andreas, Mass Effect, Gta IV dsb


TV
Atur jam menonton TV. No TV dibawah 2 thun. 5-7 tahun paling lama menonton TV: 2 jam/hari
Kenalkan dan diskusikan ttg program TV yang baik dan buruk.
Perhatikan jarak menonton

INTERNET
Perhatikan letak computer : tidak menghadap dinding
Lakukan filterisasi terhadap situs porno (pasang alat pemblokir situs porno)
Buat Kesepakatan tentang waktu bermain internet
Secara berkala, cek situs apa saja yang telah dibuka anak di computer

IKHTIAR TERAKHIR
Perbanyak mendengarkan perasaan. GUNAKAN 2 TELINGA lebih sering daripada satu MULUT
Orang tua harus TTS = TEGAS, TEGAR, SABAR
Meningkatkan diri dengan berbagai macam pengetahuan (Seminar, pelatihan, buku parenting dan agama)
Setelah semua upaya ---> DOA

Mohon maaf jika kurang berkenan...

From: dodibudiristio