Ketika seorang anak bertanya mengenai Teori Evolusi, akan berkaitan dengan penciptaan Adam dan Hawa sebagai manusia pertama di bumi. Berikut saya kutip dialog cerdas Riri Satria (R) dengan Putranya (P) mengenai hal ini:
P : “Pa, kenapa ya ada orang yang katanya ilmuwan, namanya Darwin, bisa mengatakan bahwa manusia itu dulunya adalah monyet, bukan dari Adam dan Hawa? Katanya Darwin itu ilmuwan, pasti orang pintar, tapi kok mikirnya begitu ya?”.
Mengenai hal ini, kita sudah sama -sama pahami mengenai teori evolusi itu sendiri serta teori seleksi alam (survival of the fittest).
R: “Kamu pernah lihat kan ada binatang yang mati di gurun karena kekurangan makanan dan minuman? Seperti yang televisi itu lho. Mengapa dia mati?”.
P: “Karena tidak mendapatkan makanan”.
R: “Apakah semua binatang mati di sana?”.
P: “Tidak Pa, di televisi bisa dilihat ada juga binatang yang tetap hidup”
R: “Kok ada yang mati, kok ada yang tetap hidup?”
P: “Iya Pa, yang mati itu kan tidak dapat makanan dan dia tidak tahan dengan gurun, sedangkan yang hidup itu dia bisa bertahan”.
R: “Apa yang terjadi kalau binatang-binatang itu tidak tahan dengan lingkungannya?”.
P: “Pada mati semua, Pa!”
R: “Itu namanya punah, artinya binatang jenis itu tidak ada lagi yang tersisa. Nah begitu juga dengan monyet-monyet yang katanya mirip manusia itu, dia juga sudah punah. Jadi bukan berarti kita manusia ini yang berasal dari monyet besar. Monyet besar itu mungkin dulunya ada, manusia juga ada, tetapi monyet besar itu sudah punah, bukan berubah jadi manusia”.
P: “Katanya Darwin itu ilmuwan, Pa, tetapi kok bisa salah gitu ya?”.
R: “Coba perhatikan, mengapa orang Afrika berkulit hitam, orang Eropa berkulit putih, dan kita orang Indonsia berkulit coklat? Padahal kita sama-sama manusia kan?”.
P: "........."
R: “Di Afrika, banyak gurun pasir yang panas, sehingga kulit manusia itu terbakar matahari, sehingga kulitnya jadi hitam. Sementara di Eropa lain lagi, banyak dinginnya, sehingga kulit manusia jadi putih seperti pucat. Lalu di Indonesia kita kena matahari terik juga, tapi tidak seterik di Afrika, maka kulit kita coklat”.
P: “Oooo, artinya kulit manusia itu berubah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, Pa”
R: “Nah, benar, itulah evolusi, artinya kita sama-sama manusia, tetapi terjadi perubahan bentuk, warna kulit, dan sebagainya, karena menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bukankah nenek moyang manusia itu sama pada awalnya? “Jadi perubahan itu hanyalah seperti itu, kita tetap manusia. Perubahan itu bukanlah monyet besar berubah jadi manusia, melainkan perubahan-perubahan yang disebut variasi”.
0 komentar:
Posting Komentar