Q: Mengapa anak-anak lebih menyukai makanan manis?
A:
Semua bayi lahir dengan kecenderungan untuk lebih menyukai makanan
berkalori tinggi. Jenisnya bisa berupa makanan manis atau berlemak.
Pengaruh eksternal dari lingkungan terdekat jelas berperan besar.
Orangtua sebaiknya sejak awal membantu Si Kecil untuk mengenalkan dan
menyukai rasa lain, seperti asin, asam, dan pahit.
Q: Seberapa banyak camilan manis yang boleh dikonsumsi
balita?
A: Tergantung.
Beberapa camilan sehat seperti buah memberikan rasa manis juga, kan?
Camilan yang direkomendasikan di antaranya buah, yoghurt, sereal,
sayuran mentah, dan sandwich. Sementara permen atau kue kering sebaiknya
dibatasi. Tapi, jangan terlalu keras melarangnya sebab anak malah akan
tertantang untuk makan sembunyi-sembunyi.
Intinya,
suguhan permen, cokelat, atau kue kering harus diiringi dengan pedoman
jelas. Contohnya, hanya setiap Jumat Si Kecil dibolehkan menikmati
sebatang cokelat.
Q: Baikkah menghadiahi Si Kecil dengan permen dan kue-kue?
A: Sebaiknya
tidak membiasakan diri menghadiahi Si Kecil dengan permen dan kue-kue.
Sebab anak akan mengasosiasikan makanan manis sebagai hal positif dan
baik. Bukan ide yang bagus untuk menghubungkan makanan dengan nilai
emosional. Kalau ingin memberinya hadiah, ajak saja melakukan kegiatan
yang menyenangkan?
Q: Bagaimana dengan soft drink ?
A: Tidak
dianjurkan pula menyediakan soft drink pada acara anak-anak. Selain
kalorinya sangat tinggi, asupan energi anak akan menjadi berlebih,
memicu kegemukan dan potensi berbagai penyakit.
Q: Apa saja yang sebaiknya diisikan dalam kotak makan anak?
A: Roti
gandum beroles margarin dan berisi keju atau daging merupakan pilihan
tepat. Apalagi Si Kecil masih perlu lebih banyak asupan lemak dibanding
orang dewasa. Namun sebaiknya pilih daging dengan sedikit lemak dan
keju rendah lemak. Tambahkan produk susu seperti yoghurt ataupun susu,
sebotol air, serta potongan buah.
Q: Haruskah orangtua khawatir kalau anaknya susah makan?
A: Nafsu
makan bisa berubah-ubah seiring dengan bertambahnya umur anak. Hal ini
sangat normal. Sepanjang tahun pertama, bayi akan banyak makan karena
mereka harus melipatgandakan berat badan.
Kemudian melewati usia tersebut nafsu makan biasanya akan berkurang
secara alami. Anak akan terus tumbuh tapi tidak sepesat tahun
sebelumnya.
Di
lain sisi, mereka juga lebih aktif. Selama Si Kecil tumbuh sesuai
usianya, sepanjang itu pula Anda tidak perlu terlalu khawatir. Pastikan
saja dia tidak mengonsumsi terlalu banyak camilan dibandingkan makanan
yang seharusnya.
Q: Jika Si Kecil hanya suka makanan manis, bagaimana membujuknya agar mencoba rasa lain?
A: Tidak
baik memaksa anak, untuk makan sesuatu. Yang bisa
Anda lakukan adalah memintanya dengan cara manis namun tegas untuk
mencicipinya dalam jumlah sedikit dulu. Misalnya, satu sendok teh kacang
polong. Jika ia tak suka, jangan bosan untuk mencobanya di lain waktu.
Coba
juga menyajikannya dengan tampilan berbeda. Seperti dimakan mentah,
dimasak dengan saus manis dan sebagainya. Yang tak kalah penting jadilah
contoh nyata bagi Si Kecil. Tunjukkan padanya bahwa Anda pun menyukai
apa yang ada dalam kotak makannya.Ingat, Anda bisa menjadi motivator
yang baik bagi anak.
Q: Bagaimana menyikapi anak yang memain-mainkan makanannya?
A: Bagi balita, inilah momen tepat untuk belajar bagaimana memperlakukan makanan, bereksperimen, dan mengetahui sensasi
dari makan. Oleh karena itu, perbolehkan mereka untuk sesekali melakukannya.
Selama
Anda menjadi contoh yang baik bagi mereka, tak ada masalah berarti
dengan Si Kecil. Yang lebih sulit diatasi justru bla anak memiliki rasa
takut terhadap makanan hanya karena tidak ingin kotor. Di sinilah
pentingnya peran orangtua untuk menanamkan rasa percaya
diri kepada Si Kecil.
Q: Benarkah kini lebih banyak gangguan makan?
A: Ya.
Setidaknya semakin banyak jumlah
anak yang didiagnosis mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.
Selain terkait dengan minimnya aktivitas fisik, tawaran menggiurkan
untuk mengonsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi pun semakin
meningkat.
Q: Bagaimana sebaiknya orangtua menangani anak yang kelebihan berat badan?
A: Segera
berkonsultasi dengan ahlinya. Ada beberapa klinik spesialis yang
memiliki tim dari multidisiplin ilmu kedokteran. Tim ahli ini akan
menilai apakah kekhawatiran Anda masih terbilang wajar. Bagaimana pula
menangani situasi spesifik dari kondisi Si Kecil. Pilih klinik yang
melibatkan seluruh anggota keluarga dalam mengubah gaya hidup dan
kebiasaan makan mereka.
Q: Bagaimana dengan anak
yang kekurangan berat badan?
A: Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari penyebabnya dan mengamati kebiasaan
makannya. Tak jarang orangtua heboh menerapkan program diet ke buah hati mereka tanpa berkonsultasi lebih dulu ke dokter.
Tim
dokter biasanya akan melakukan pengamatan terhadap kebiasaan makannya
dan hitung-hitungan asupan kalori. Selanjutnya, tim dokter akan
membuatkan program makanan secara pribadi dengan jumlah kalori lebih
banyak namun dalam porsi kecil. Contohnya, tiga piring penuh porsi nasi
“dipecah” menjadi enam porsi kecil. Dengan cara ini diharapkan Si Kecil
tercukupi semua kebutuhan kalorinya tanpa harus makan
kenyang sekaligus.
sumber :http://sambilminumteh.blogspot.com/2011/12/gemar-yang-manis-saja.html
Salam,
Yuli
Yuli
0 komentar:
Posting Komentar